"Perlu diketahui bahwa TKP kejadian bukan hanya di Indonesia, tapi ada di beberapa negara lain di kawasan ASEAN yang jadi tempat operasi pelaku, seperti di Thailand, Filipina, Vietnam dan Kamboja," ujar Direktur Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (31/7/2017).
![]() |
Fadil mengungkap, para pelaku bekerja secara terorganisir. Mereka dikendalikan oleh bos mereka di China.
"Kejahatan siber ini adalah kejahatan terorganisir yang tidak kenal batas kenegaraan atau borderless," imbuhnya.
![]() |
Di negara-negara lain di Eropa dan Afrika, ada kelompok penipuan serupa. "Kasus fraud ini di samping kelompok sindikat dari China atau Tiongkok, di negara kita juga pernah ditemukan kasus fraud, bisa dari kelompok 'nigerian enterprise' atau di Eropa seperti di Bulgaria itu ada 'East Europe'," sambungnya.
![]() |
Lebih jauh, Fadil mengatakan bahwa perlu kewaspadaan agar para pelaku WNA tidak lagi menjadikan Indonesia sebagai basis mereka untuk melakukan kejahatannya. "Perlu kewaspadaan, agar NKRI jabgan sampai jadi tempat bekerja para pelaku atau playground dari para pelaku kejahatan terorganisir," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT