"Yang bersangkutan mengaku melakukan hal itu sendirian, tapi kita lihat videonya ada orang lain yang membantu merekam," kata Direktur Reskrimum Polda Bali Kombes Sang Made Mahendra Jaya di Mapolda Bali, Jl WR Supratman, Denpasar, Bali, Senin (31/7/2017).
Jaya menambahkan pengakuan Mariana tidak serta-merta menghentikan penyidik untuk memburu orang yang membantu merekam video yang jadi viral itu. Hingga saat ini, identitas orang tersebut belum diketahui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, terkait dengan ponsel yang digunakan untuk merekam video, Mariana diduga telah menghapus semua. Namun pihak kepolisian akan mengolah memori ponsel tersebut untuk menyelamatkan video lain yang telah terhapus.
"Yang belum kita dapatkan itu ponsel yang dipakai sebagai alat merekam, dan gambar videonya sudah dihapus menurut pengakuan yang bersangkutan," ucap Jaya.
Sebelumnya, Jaya menyatakan Mariana merekam aksi kekerasan terhadap bayinya sebagai alat untuk memeras suaminya yang berkewarganegaraan Austria. Diduga Mariana telah menerima uang dengan cara itu lebih dari Rp 20 juta.
"Apa pun alasannya, anak bukan komoditas dan tidak dibenarkan dijadikan sebagai alat keuntungan orang tuanya. Apalagi dengan cara-cara kekerasan. Orang tua seharusnya menafkahi anaknya," tutur Jaya. (vid/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini