Atas kasus yang baru saja terjadi, SMKN 56 akan lebih intens mengawasi anak didiknya, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya, di dalam sekolah, telepon seluler siswa semua ditahan oleh guru yang piket hingga jam belajar selesai.
"Di sini HP siswa sampai ke piket sudah diambil dan anak-anak ini steril dari ponsel. Jadi nanti kalau mereka mau pulang, ya diambil lagi," kata Kepsek SMKN 56 Herlina kepada detikcom di kantornya, Pluit Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (31/7/2017)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk penanganan, lebih lagi saat bel pulang sekolah, ada bersama tim kesiswaan ada 10 orang menyebar. Ada yang di Kalijodo, flyover Jembatan 3, Bimoli. Nah, kalau saya sifatnya mobile mulai dari mereka ambil motor di Waduk Pluit karena ini kan begitu nongkrong kan nah dihindari yang seperti itu. Biasanya kalau sudah lihat saya, mereka pecah dan membubarkan diri," kata Herlina.
Herlina mengakui kecolongan atas kasus yang terjadi kemarin. Dia mengatakan tempat kejadian yang kemarin bukanlah tempat yang rawan untuk pelajar sehingga tempat tersebut luput dari perhatiannya.
"Kemarin kita kecolongan karena tempat kejadian itu selama ini bukan tempat yang rawan. Itu tempat yang familiar dengan anak-anak. Nah, biasanya kan mereka cekcok itu di kawasan Kalijodo, arah-arah ke Kalideres, Jembatan 3, Season City. Nah, di situ biasanya yang ramai atau mungkin daerah itu sudah dijaga makanya mereka nongkrong ke tempat lain," ucap Herlina.
Video aksi kekerasan siswa senior terhadap junior menjadi viral di media sosial. Video tersebut disebar melalui Facebook dengan keterangan lokasi 'STM 12 Ploeit'. Video diambil dari posting-an InstaStory akun @iyy.ra. Dalam video itu, terlihat seorang siswa yang tidak mengenakan baju tengah menendang secara kasar 4-5 siswa dalam posisi telungkup. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini