Mereka sudah bertemu pada Sabtu (29/7) sore. Sebanyak tiga dari lima orang tua korban hadir dalam pertemuan. "Kemarin orang tua korban, dari lima ortu, yang datang baru tiga dan itu sudah membuat kesepakatan di atas meterai dan sudah damai karena memang anaknya tidak kenapa-kenapa dan orang tuanya tidak tahu," ujar Herlina di kantornya, Jalan Raya Pluit Timur Nomor 1 RT 10 RW 9 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (31/5/2017).
Pelaku sudah meminta maaf melalui pernyataan tertulis dan lisan. Herlina memastikan masalah sudah diselesaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herlina mengatakan khawatir korban terluka parah setelah dianiaya seniornya. Namun korban memastikan tak menderita luka parah.
"Saya juga takut. Kan ada korban yang patah tulang rusuk atau apa. Nah, kata korbannya, 'Nggak kok, Bu, cuma dijejek pantatnya, ditendang dan digampar, ya memang saat digampar terasa, Bu, tapi pas sudah pulang itu ya sudah nggak kerasa'," ucap Herlina.
SMKN 56 juga sudah memanggil pengunggah video. Menurut pengakuannya, korban dan pelaku berpelukan setelah video direkam.
"Nah yang meng-upload itu juga saya tanya, 'Kok beringas banget?' dan dijawab, 'Nggak kok Bu, orang habis itu mereka peluk-pelukan lagi'," tutup Herlina.
Video aksi premanisme siswa senior terhadap junior menjadi viral di media sosial. Video tersebut disebar melalui Facebook dengan keterangan lokasi 'STM 12 Ploeit'. Video diambil dari posting-an InstaStory akun @iyy.ra. Dalam video itu, terlihat seorang siswa yang tidak mengenakan baju tengah menendang secara kasar 4-5 siswa dalam posisi telungkup. (dkp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini