Bagian Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengontrak 13 perusahaan di Madinah 2 bulan sebelum pelaksanaan haji. Nah saat ini, 3 hari sejak kedatangan jemaah haji, pihak perusahaan bekerja keras memenuhi kontrak tersebut.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Soal cita rasa (untuk jemaah Indonesia), nyaris sama seperti makanan Indonesia. Bahan-bahannya kan banyak tersedia di sini," tutur pria lulusan sekolah pariwisata di Bandung yang juga chef ini.
Di pabrik seluas 8.000 meter persegi terdapat banyak ruangan. Mulai dari untuk stok daging, memasak, hingga pengemasan. Ada 18 pekerja asal Indonesia, termasuk Doni.
PT Al Yasirah memenuhi persyaratan sebagai penyuplai makanan jemaah haji Indonesia. Karena itulah, tahun ini perusahaan tersebut dikontrak lagi. Namun demikian, pengecekan kualitas makanan tetap dilakukan setiap hari.
Dari PT Al Yasirah, rombongan Katering PPIH bergeser ke PT Bahr Harr yang ditempuh dalam waktu 20 menit dengan mobil. Perusahaan ini baru dikontrak untuk musim haji tahun ini. Sepintas luas lahannya tidak sebesar PT Al Yasirah. Hanya saja, mereka juga memiliki alat-alat raksasa untuk memproduksi makanan secara massal.
Saat tim Katering PPIH tiba, makanan sudah selesai dikemas. Ahmad dan tim mengecek isinya. Menurut penilaian mereka, sayur chapcay-nya terlalu berkuah.
"Bisa tumpah kalau seperti ini, jadi tidak menarik untuk dikonsumsi. Kalian kalau menyajikan, selain soal rasa, harus memperhatikan tampilan. Buat jemaah bernafsu, nafsu makan maksudnya," kata Ahmad.
![]() |
"Tolong diperbaiki. Ini tahun pertama lho," kata Ahmad sebelum meninggalkan lokasi.
Jemaah haji Indonesia mendapatkan jatah makan untuk siang dan malam. Pagi hari mereka mendapatkan sarapan roti. Makanan tersebut disajikan beberapa jam sebelum dikirim ke pemondokan. Harapannya makanan masih segar dan enak dinikmati. Ibadah jadi berenergi. (try/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini