Rumah tersebut diketahui milik Brigjen TNI (Purn) Anton Sudarto. Dia bersama istrinya mendatangi rumahnya di Jalan Sekolah Duta Raya No. 5, Pondok Indah, Jaksel, Minggu (30/7/2017), setelah mengetahui kediamannya dijadikan tempat berkumpulnya WNA yang melakukan penipuan siber.
Anton mengatakan dirinya memang menyewakan rumah miliknya kepada seseorang berinial Y. "Ya, tahu orangnya jumpa sama saya. Namanya, inisialnya Y. Tinggalnya, Pantai Indah Kapuk, ngakunya ya," kata Anton kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di depan sempat ada plang ditulis 'for rent' gitu. Jadi mungkin dia membaca itu dan kebetulan ada saya datang ya ngomong-ngomong. Orangnya baik sopan dari chinese, tapi tampaknya warga negara Indonesia," terangnya.
Selama berkomunikasi dengan Y, Anton mengaku bahasa Indonesia yang digunakan oleh Y sangat lancar. "Ya pintar, pintar sekali," kata Anton.
Sebelumnya, Tim Inafis Polda Metro Jaya mengambil sampel sidik jari 29 WNA pelaku penipuan kejahatan siber di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sidik jari ini nanti akan dikoordinasikan ke Imigrasi.
"Tadi sudah kita lakukan pengambilan sidik jari, jadi nanti kita akan merumuskan sidik-sidik jari pelaku ini kemudian juga kita sudah kordinasi dengan Imigrasi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di lokasi.
Polisi belum mengungkap sudah berapa lama jaringan penipuan siber ini beraksi dari Indonesia. Polisi masih menelusuri lebih jauh.
"Masih kita dalami jaringan-jaringan ini seperti apa, apakah sudah lama di Indonesia atau baru pertama. Tapi kalau kita lihat ngontrak di rumah ini sudah 2 tahun tapi baru awal Maret kemarin mereka datang ke Indonesia," ujarnya.
"Jadi masih kita dalami kembali, semua warga negara China sesuai dengan KTP dan kita sedang mencari paspornya," imbuhnya.
(tfq/idh)











































