"20% memang menyulitkan, itu debatable memang Indonesia tertinggi di banding negara-negara lain, tidak ada yang 20%," ujar Fadli usai acara di Gedung Theater Jakarta kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2017).
Fadli sendiri menyayangkan tanggapan dari Presiden Jokowi serta menterinya terkait dengan ambang batas tersebut. Di mana Jokowi mengatakan persoalan ambang batas pencapres sebesar 20 persen tersebut baru diramaikan saat ini, padahal di dua pemilu sebelumnya sudah pernah diterapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli juga menilai, berdasarkan ketentuan UU Pemilu, hal ini tidak adil. "Konfirgasi paprol berubah itu loh jadi masalah sederhana, bukan 20%," pungkasnya. (edo/jor)