"Informasinya, sudah satu tahun beroperasi di sini dan sebelumnya pernah di tempat lain di Denpasar. Ini penggerebekan serentak dengan Jakarta, Surabaya dan Batam," kata Ketua Tim Satgasus Mabes Polri Kombes Pol Turnagogo Sihombing.
Turnagogo menyampaikan hal ini usai penggerebekan di Jl Puri Bendesa, Benoa, Bali, Sabtu (29/7/2017) malam. Ia menambahkan, 17 WN China dan 10 WN Taiwan yang berada di dalam rumah meraup Rp 20 triliun per tahun dari hasil kejahatan penipuan dan pemerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 4 WNI yang juga diamankan terkait kejahatan internasional yang terorganisir ini. Mereka berperan sebagai fasilitator akomodasi, transportasi dan rumah tangga.
"Untuk WNI kita belum tahu digaji berapa, akan kita periksa mendalam dan kita bawa juga ke Jakarta bersama para WNA ini," ucap Turnagogo.
Turnagogo menyatakan 27 WNA tersebut adalah bagian dari jaringan internasional penipuan dan pemerasan via telepon di China. Mereka diduga memilih beroperasi di Indonesia karena lebih aman dan mudah untuk menipu calon korban dan lari dari jeratan hukum.
"Ini jaringan internasional karena mereka juga beroperasi di Laos, Myanmar dan Thailand dengan sasaran korban di China serta Taiwan. Mereka menggunakan teknologi informasi untuk melancarkan kejahatan mereka," pungkas Turnagogo. (vid/fdu)