Gerebek Penjahat Siber di Surabaya, Polisi Temukan Ratusan Kondom

Gerebek Penjahat Siber di Surabaya, Polisi Temukan Ratusan Kondom

Zaenal Effendi - detikNews
Minggu, 30 Jul 2017 00:07 WIB
Foto: Zaenal Effendi/detikcom
Surabaya - Selain handphone, perangkat internet dan laptop, polisi juga menemukan ratusan alat kontrasepsi (kondom) di beberapa rumah di Perumahan Graha Family, Surabaya yang digerebek oleh Polri dan kepolisian China. Kondom tersebut diduga digunakan untuk kebutuhan biologis para pelaku kejahatan siber yang ditangkap polisi tersebut.

"Kami temukan kondom juga, tidak menutup kemungkinan mereka juga melakukan itu (seks), kan kebutuhan biologis," kata salah satu petugas Satgas Khusus Mabes Polri yang enggan disebut namanya di lokasi Perumahan Graha Family blok N1, Sabtu (29/7/2017).

Menurutnya, alat kontrasepsi yang ditemukan tersebut berada di beberapa kamar. "Masih baru, kalau yang bekas nggak ada. Kalau mau cari yang bekas coba lihat di tempat sampah," tambahnya tertawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, sebanyak 93 pelaku kejahatan siber internasional yang diamankan dari empat rumah berbeda di komplek Perumahan Graha Family baru tersebut baru akan dikirim ke Jakarta pada Minggu (30/7). Polri akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi terlebih dulu.

"Malam ini akan kita kumpulkan di satu rumah di blok N1," kata Satgas Khusus Mabes Polri AKBP Susetyo Purnomo Condro pada detikcom di lokasi, Sabtu (29/7).

Susetyo mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak imigrasi untuk mengecek paspor serta visa yang digunakan para pelaku. "Sambil menunggu koordinasi dengan imigrasi, kami lakukan pendataan dan identifikasi identitas para pelaku," imbuhnya.

Satgas Khusus Mabes Polri bersama kepolisian China menggerebek 4 rumah berbeda dalam satu komplek Perumahan Graha Family, Surabaya. Rumah tersebut masing masing di blok N1, E58 E68, M21.

Sebanyak 93 pelaku yang diamankan dari penggerebekan ini. 26 merupakan perempuan, dan sisanya laki laki. Sebanyak 33 orang asal China, 1 Malaysia dan sisanya dari Taiwan.

Susetyo mengatakan, dari satu rumah itu bisa menghasilkan uang penipuan sebesar Rp 600 juta. "Satu rumah itu hasilkan Rp 600 juta, jadi tinggal dikali saja," katanya. (ze/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads