Manuver Gerindra merapat ke PD di Jawa Barat terbilang mengejutkan. Mereka bertemu untuk menjajaki pengusungan Deddy Mizwar. Sebab, sebelumnya, PKS sudah gembar-gembor akan bergandengan tangan dengan Gerindra untuk mengusung duet Deddy-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar.
Meski demikian, DPD PD Jabar mengatakan belum ada deal soal calon yang akan diusung. "Belum ada deal. Masih intensifkan komunikasi politik," ujar Ketua DPD PD Jabar Iwan Sulandjana saat dihubungi, Sabtu (29/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sih harapnya bersama-sama. Tapi, kalau PKS terlalu memaksakan skenario sendiri, ya Gerindra juga mempertimbangkan hal lain karena statement Pak Sohibul membuat struktur sayap partai menjadi tidak nyaman dengan PKS," ujar Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi.
Meski demikian, PKS yakin tidak ditinggalkan Gerindra di Pilgub Jabar. "PKS yakin kami tidak akan ditinggal oleh partai lain, khususnya di Pilgub Jabar," kata Ketua Tim Pemenangan PKS wilayah Jabar Haris Yuliana.
Melihat proporsi kursi di DPRD Jabar, sangat dimungkinkan PD (12 kursi) dan Gerindra (11 kursi) berkoalisi karena sudah memenuhi syarat minimal 20 kursi. Masalahnya, jika PKS (11 kursi) ditinggalkan Gerindra, mereka harus mencari parpol lain.
Padahal PKS punya misi hattrick di Pilgub Jabar. PKS sudah menang 2 kali berturut-turut pada Pilgub Jabar 2008 dan 2013.
(Baca juga: 3 Jurus PKS Kejar Hattrick di Pilgub Jabar)
"Menyatu dengan semua kekuatan pendukung. Memberi tempat terbaik pada partai koalisi, para relawan, para ulama, dan para jawara," ucap Wasekjen PKS Mardani Ali Sera saat memaparkan strategi hattrick Pilgub Jabar, Senin (22/5).
Apakah penjajakan koalisi PD dengan Gerindra dapat merusak misi hattrick PKS di Pilgub Jabar? (dkp/tor)











































