Karolin Jadi Bupati Landak, Ini Penggantinya di Parlemen

Karolin Jadi Bupati Landak, Ini Penggantinya di Parlemen

Niken Widya Yunita - detikNews
Rabu, 26 Jul 2017 16:17 WIB
Karolin Margret Natasa (Foto: Dok. Timses Karolin-Herculanus)
Jakarta - Karolin Margret Natasa mengundurkan diri dari MPR/DPR setelah menang telak dalam Pilkada Landak, Kalimantan Barat. Penggantinya yakni Erwin TPL Tobing dari Fraksi PDI-P mewakili Kalimantan Barat.

Erwin dilantik menjadi anggota MPR/DPR oleh Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (OSO) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2017). Erwin dilantik bersama anggota MPR/DPR sisa masa jabatan tahun 2014-2019 Jimmy Demianus IJIE. Dia mewakili PDI-P dari daerah pemilihan Papua Barat.


Pelantikan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan peraturan MPR agar para anggota dilantik mengucapkan sumpah dan janji sebagai anggota MPR pengganti antar waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OSO mengatakan, Erwin yang merupakan mantan petinggi Polri dan Jimmy merupakan anggota aktivis yang kaya akan kreativitas dan wawasan akan melaksanakan tugas kenegarawanan. Mereka akan bertugas di tempat yang mewakili kepentingan nasional.

"Dari sisi konstitusional dan moral, setiap anggota MPR dalam berpolitik harus berpolitik kebangsaan," kata OSO.

OSO menyebutkan, masyarakat boleh berbeda dari asal daerah atau berbeda dari asal fraksi. Namun ketika berada di lembaga pemusyawaratan ini tujuan hanya satu yakni Indonesia.

"Indonesia yang memberikan jaminan setiap umat beragama dapat melaksanakan ibadahnya. Indonesia yang dicita-citakan memberi rasa keadilan bagi setiap warga negara. Indonesia yang dicita-citakan tidak menciptakan kesenjangan dalam program pembangunan di seluruh wilayah Indonesia," paparnya.

Dikatakan OSO, selama ini dipahami bahwa pembangunan hanya berpusat di Pulau Jawa saja. Hal ini telah menimbulkan kesenjangan dan sebagian masyarakat terusik rasa nasionalismenya.

Namun patut kita bersyukur pada pemerintah saat ini bahwa praktik pembangunan yang tersentral di Pulau Jawa sudah tidak terjadi lagi. "Seperti pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan dan pembangunan pabrik-pabrik di Papua. Serta perbedaan harga minyak yang Rp 80 ribu di Papua, menjadi sama harganya dengan di Jakarta hanya Rp 8.000," kata dia.

Menurut OSO, tugas politik kebangsaan masyarakat dalam menghilangkan kesenjangan sudah tidak seberat dulu lagi. Tapi kesenjangan rasa kebangsaan pada sebagian masyarakat masih menjadi beban berat. Ada sebagian masyarakat yang lengah, yang menurun dan bahkan menghilang rasa nasionalisme. Hal inilah yang bisa mengancam NKRI.

"Indonesia tidak mungkin makmur bila tidak ada kemakmuran di daerah-daerah," kata OSO.

Ia mengajak anggota MPR yang baru dilantik, setelah aktif di masyarakat untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Selain juga yang utama melakukan sosialisasi 4 pilar dan menggunakan momentum apapun untuk memperkuat persatuan di Indonesia.

"Mari jadikan lembaga MPR agar menjaga ideologi dan konstitusi serta mengawal cita-cita bangsa," tutur Ketua Umum Hanura ini.

(nwy/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads