"Materinya kita fokuskan kepada bagaimana kita mempelajari anatomi kondisi situasi dari apa yang terjadi di Filipina selatan di Marawi," ujar Menko Polhukam Wiranto di Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2017).
Wiranto mengatakan fokus materi pertemuan tersebut adalah mempelajari kondisi yang terjadi di Marawi, Filipina Selatan. Indonesia berharap negara yang hadir dalam pertemuan tersebut dapat bekerja bersama mengatasi teror ISIS yang masuk ke kawasan Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wiranto berbagai hal dapat dilakukan bersama negara-negara tersebut untuk mencegah masuknya ISIS di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sendiri sudah melakukan beberapa kegiatan untuk mencegah langkah-langkah teroris.
"Apakah kita akan masuk kegiatan cybernya bagaimana, apakah masuk wilayah keleluasaan untuk gerakan dengan patroli maritim bersama dan sudah dilakukan juga, apakah kita tukar menukar informasi, pengalaman, apakah kita bersama-sama melakukan pembelajaran. Gimana FTF yang kembali ke wilayah masing-masing negara itu semuanya, apakah kita coba memotong jalur logistiknya, itu semua kita akan rundingkan di sana," jelasnya.
"Jadi itu merupakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan Indonesia dan sekarang ini Indonesia sudah cukup dikenal sebagai wilayah yang dapat melakukan langkah-langkah cukup efektif untuk melawan terorisme yang saat ini jadi musuh dunia. Jadi pertemuan yang saya ikut sendiri maupun mendampingi presiden di Filipina, di India di Myanmar di Turki di Rusia, kemarin Singapura, semuanya sepakat saat ini dunia mempunyai musuh bersama yaitu terorisme dan radikalisme," tambahnya.
Wiranto juga menyebut Indonesia mendapat apresiasi karena dapat mengatasi terorisme dengan pencegahan di hulu. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan kepada calon teroris.
"Khusus Indonesia mendapatkan apresiasi karena tidak melaksanakan dari sudut hard approach dengan melaksanakan langkah tegas dan keras, tapi di hulu kita cegat dengan operasi soft approach, pembinaan deradikalisme, pembinaan kepada calon teroris maupun teroris yang sudah sadar. Dibina untuk kemudian menjadi kekuatan yang melawan aksi-aksi terorisme itu sendiri," tutupnya. (nvl/imk)











































