"Sebetulnya dilematis itu. Di satu sisi ada sih terbantu di sisi lain kadang-kadang yang menyebabkan kemacetan juga mereka (Pak Ogah)," kata Kadishub Tagerang, Saeful Rochman saat berbincang dengan detikcom, Selasa (25/7/2018).
Saeful menambahan, Pak Ogah bisa membantu saat tak ada petugas di lokasi macet. Hanya saja mereka terkadang menjadi penyebab kemacetan karena mengatur lalu lintas tak sesuai aturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan saat ini terdapat 60 titik macet di Tangerang. Meski sudah diatur oleh petugas Dishub, kemacetan masih saja terjadi saat jam padat.
"Kurang lebih sekitar 60 titik macet dan sudah kita tempatkan anggota kita di sana. Cuma memang di jam tertentu masih terjadi kemacetan karena tingkat arus kendaraan terutama di sore dan pagi hari," paparnya.
Dia mengaku belum tahu banyak soal rencana perekrutan Pak Ogah itu. Saeful mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengetahu konsep rencana tersebut.
"Saya belum tahu konsepnya dan akan berkoordinasi dulu dengan jajaran polres," pungkas Saeful.
Wacana perekrutan Pak Ogah awalnya dilontarkan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra. Wacana itu pun akan dikaji ulang oleh Polda Metro Jaya.
"Kami lihat aturannya dulu, kami kaji kan perlu ada pengkajian dulu, kira-kira bisa masuk atau tidak di situ," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (25/7/2017). (abw/rvk)