Sohibul Iman: Jangan Kaitkan Kasus Beras PT IBU dengan PKS

Sohibul Iman: Jangan Kaitkan Kasus Beras PT IBU dengan PKS

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 25 Jul 2017 18:18 WIB
Sohibul Iman (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Satgas Pangan Polri menggerebek gudang beras PT Indo Beras Unggul (IBU) di Bekasi, Kamis (20/7/2017). Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Anton Apriyantono, yang juga Menteri Pertanian pada era Presiden SBY, merupakan kader PKS. Presiden PKS Sohibul Iman meminta agar partainya tidak dikaitkan dengan kasus tersebut.

"Kalau saya lihatnya, kenapa ya diberitakan kader PKS. Sampaikan saja itu ada Komisaris Pak Anton, dengan disebutkan itu kader PKS. Kan, selain Pak Anton, ada banyak komisaris," kata Sohibul di aula Perumahan DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/7/2017).

Terkait kasus ini, Sohibul menyerahkan semua proses hukum kasusnya kepada polisi. Ia berpesan agar proses hukum oleh polisi dilakukan secara profesional dan tidak terburu-buru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi menurut saya, biarkanlah, kalau itu ada kasus hukumnya, dalam hal ini polisi yang menegakkan hukum berlaku adil, sesuatu yang berlangsung pasti, jangan buru-buru menyimpulkan. Dulu kasus Novel Baswedan belum apa-apa disebut kan persaingan bisnis jilbab, ternyata tidak bisa gitu," ujarnya.

Sohibul curiga adanya politisasi dengan menyebut-nyebut kader PKS. Sebab, menurutnya, itu bisa merugikan nama PKS.

"Ya, saya kira begitu ya, secara politis disebut-sebut seperti itu, padahal belum jelas dan pastilah ini merugikan. Kita sesama anak angsa, bagian dari parpol, kita menghormati karena parpol ini pilar demokrasi dan pembangunan bangsa," ujarnya.

Sebelumnya, Satgas Pangan dalam penggerebekan menemukan beras IR64 'disulap', yang masuk kategori medium, menjadi beras premium. Beras-beras itu diberi label merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago, serta dijual di pasar retail modern seharga Rp 13.700 dan Rp 20.400 per kilogram. Total, Satgas Pangan menyita 1.161 ton beras dari gudang PT IBU.

Merespons hal ini, Anton Apriyantono buka suara. Anton mengatakan, soal tudingan mengubah beras IR64, yang disebut kategori medium, menjadi beras premium, perlu dijelaskan bahwa IR64 adalah varietas lama yang sudah digantikan varietas yang lebih baru, yaitu Ciherang. Kemudian, diganti lagi dengan Inpari.

"Jadi varietas IR64 itu sudah jarang. Di lapangan, IR64 itu sudah tidak banyak," kata Anton kepada detikFinance, Sabtu (22/7/2017).

Anton juga menyanggah bila dikatakan bahwa IR64 merupakan beras yang disubsidi. Dia mengatakan yang disubsidi adalah raskin atau beras miskin, yang saat ini disebut beras sejahtera atau rastra. (yld/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads