"Sepanjang kita masih macet seperti ini, keberadaan 'Pak Ogah' itu membantu karena keterbatasan tenaga kepolisian dan Dinas Perhubungan," ujar Djarot di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2017).
Namun, menurutnya, usulan ini harus dibicarakan dengan saksama dan dievaluasi terlebih dahulu. "Jangan kemudian setelah itu, wah nanti orang ramai-ramai jadi 'Pak Ogah'," kata Djarot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami belum dapat kajian. Kalau (Pak Ogah) muncul pada saat jam-jam sibuk saja, tidak dua puluh berapa jam, sedangkan PPSU kan kerjanya ada waktunya sesuai jam kerja, dibagi dalam tiga shift," ucapnya.
"Tapi nggak ngerti, kita belum ada rencana," tutur Djarot.
Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra menjelaskan nantinya 'Pak Ogah' akan diberi pelatihan soal lalu lintas. Pendanaan akan dicarikan dari corporate social responsibility (CSR).
"Kami rencananya melatih mereka. Ada pengetahuan tentang lalu lintas, (kendaraan) mana yang didahulukan dan (pengetahuan) gerakan pengaturan lalu lintas," ujar Halim saat dihubungi, Sabtu (22/7). (nth/aan)











































