"Barangkali betul gadget sangat memperluas wawasan kita, tetapi kita perlu kekeluargaan. Kita perlu ketahanan keluarga. Tolong kalau anak-anak remaja ini saya tahu betul, biasanya jauh lebih senang dengan hidupnya daripada orang tuanya," kata Nila, Selasa (25/7/017).
Nila menyampaikan itu dalam sambutannya pada rangkaian peringatan Hari Anak Nasional ke-32 dengan tema 'Gadget... Sosmed... Yay or Nay'. Acara tersebut digelar di Kementerian Kesehatan RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebagian besar anak di Indonesia, dikatakan Nila, tidak buta terhadap internet. Nila menyebut 78% anak Indonesia menggunakan gadget.
"Kalau di gadget, di Indonesia 98% anak-anak tahu internet, 78% sudah menggunakan internet, saya merasakan sekali, anak-anak pakai gadget," ucapnya.
Kemajuan teknologi digital, menurut Nila, adalah suatu kemajuan. Ia tak menampik saat ini kehidupan sudah bergantung pada gadget. Namun justru gadget membuat suasana di rumah menjadi 'sepi'.
"Saya kira memang ini era gadget. Kalau kita lihat di rumah itu semua diam. Bagus sekali sepi, tenang, tapi tangannya pegang HP (handphone). Makan juga pegang HP," tutur Nila.
![]() |
Nila juga sempat melontarkan candaan soal budaya selfie masyarakat. Ia pun membuat aturan jika ingin berfoto dengannya.
"Saya jadi gepeng kalau di acara, 'Foto dong Bu, foto dong Bu'. Saya mau bikin aturan, kalau mau foto sama saya bayar. Uangnya bukan buat saya, tapi buat panti asuhan," kata Nila, disambut tawa para hadirin. (irm/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini