"Mau soalnya belum ada kerjaan," kata Akrom (21), penjaga pertigaan di Jalan Sunter Jaya V, Tanjung Priok, Jakarta Utara kepada detikcom, Senin (24/7/2017).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sih nggak mau bang, soalnya udah ada kerjaan jadi tukang cuci motor, ini (jaga parkiran) sampingan saja," kata Abdul yang enggan difoto saat sedang mengatur lalu lintas di pertigaan jalan Sunter Jaya V.
Ada juga Adi, petugas penjaga parkiran minimarket di kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok Jakarta Utara. Menurutnya dengan direkrut oleh pihak kepolisian, akan mengurangi pendapatannya.
"Nggak mau nanti shift-shiftan. Di parkiran kalau ramai itu (penghasilan) kotor sehari di sini bisa Rp 100 ribu jaga dari jam 7 sampai 5 sore nanti kalau gantian gitu kan dibagi jadinya," kata Adi.
![]() |
Setelah menemui Adi, detikcom juga menemui Andre, 'pak ogah' yang menjaga putaran balik di jalan Yos Sudarso Kodamar. Dia mengaku siap-siap saja jika direkrut pemerintah asalkan itu bukan hanya janji belaka.
"Kita siap aja, cuma dari yang dulu-dulu cuma ngomong doang," kata Andre yang merupakan mantan penjual gorengan dan kondektur truk.
Saat mengatur kendaraan yang putar balik di putaran jalan Yos Sudarso, Andre ditemani tetangganya yaitu Yuda yang masih berusia 15 tahun. Dia mengajak Yuda karena iba, Yudah telah putus sekolah semenjak ayahnya terkena stroke.
"Ya kita ngajakin aja, dari pada di rumah nggak ada kerjaan, nggak dapet duit, mending di sini," kata Andre. (imk/imk)