Novanto Tak Mundur, Generasi Muda Golkar Mengadu ke Akbar Tandjung

Novanto Tak Mundur, Generasi Muda Golkar Mengadu ke Akbar Tandjung

Dwi Andayani - detikNews
Minggu, 23 Jul 2017 19:17 WIB
Foto: Kader muda Golkar bertemu Akbar Tandjung (Dwi Andayani/detikcom)
Jakarta - Sikap Setya Novanto yang tetap duduk di kursi Ketum Golkar usai berstatus tersangka kasus e-KTP membuat gusar Generasi Muda Partai Golkar. Mereka kemudian menemui Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar, Akbar Tandjung.

Pertemuan itu digelar di kediaman Akbar Tandjung di Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (23/7/2017). Kader muda Golkar yang hadir di antaranya adalah Ahmad Doli Kurnia, Sirajuddin Abdul Wahab, Mirwan Vauly, Samsul Hidayat, Syamsul Rizal, Almanzo Bonara, Ahmad Andi Bahri, Riska Puja Putra, dan Arif Rahman.

"Kondisi terakhir saudara Setya Novanto menjadi tersangka, tentu ini sangat membuat dampak negatif terhadap citra Partai Golkar," kata Doli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novanto Tak Mundur, Generasi Muda Golkar Mengadu ke Akbar TandjungFoto: Kader muda Golkar bertemu Akbar Tandjung (Dwi Andayani/detikcom)


Surat yang diserahkan kepada Dewan Kehormatan (Wanhor) Golkar itu diserahkan ke Akbar Tandjung. Wanhor Golkar sendiri dipimpin oleh BJ Habibie.

"Kita juga menyampaikan ini kepada dewan kehormatan, agar bisa disikapi. Cukup diherankan juga dewan dewan ini seperti memberikan dukungan beramai ramai, DPP, kemudian dewan pembina, dewan pakar yang seolah olah mengesankan bahwa tidak terjadi apa apa dan korupsi itu seperti biasa biasa saja," ungkapnya.

Akbar Tandjung menerima aduan dari GMPG terkait Setya Novanto tersebut. Namun, dia belum bisa menyampaikan sikap karena Ketua Wanhor Golkar yaitu BJ Habibie masih di luar negeri.

"Saya belum bisa berkomunikasi (dengan BJ Habibie). Sepengetahuan saya, beliau di Jerman. Sampai hari ini saya belum mendapatkan info apakah sudah kembali," ucap Akbar.

Novanto Tak Mundur, Generasi Muda Golkar Mengadu ke Akbar TandjungFoto: Kader muda Golkar bertemu Akbar Tandjung (Dwi Andayani/detikcom)


Menurut Akbar, penetapan tersangka terhadap Novanto dapat memberi dampak yang besar. Apalagi, Novanto juga tetap menjabat sebagai Ketua DPR.

"Itu akan memiliki dampak yang luas karena dia simbol Partai Golkar dan simbol institusi resmi lembaga kenegaraan kita yaitu DPR RI. Dan kita ketahui posisi DPR dalam ketatanegaraan kita secara formal memang memiliki fungsi pembuatan UU, fungsi dalam budgeting dan fungsi pengawasan terutama terhadap pemerintah dalam menjalankan berbagai program-program sebagai tindak lanjut UU," ungkapnya.

Dia khawatir status tersangka Novanto akan membuat citra Golkar menurun. Usaha untuk bangkit kembali juga sulit.

"Opini publik sangat menentukan. Memang saat Novanto jadi tersangka, saya pernah katakan ini saya suatu musibah besar bagi kami. Apalagi betapa beratnya kita berjuang selama reformasi," ucap Akbar. (imk/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads