Salah seorang saksi mata, Fahry Aziz (21) menuturkan peristiwa itu bermula saat beberapa mahasiswa Design Interior ITB angkatan 2014 tengah berkumpul merayakan kelulusan seniornya, Sabtu (22/7/2017). Mereka sengaja berkumpul di Gedung CADL.
"Kebetulan senior lagi pada wisuda, kita mau merayakan gitu. Nah pada kumpul di Gedung CADL, sekitar 15 orang," kata Fahry saat ditemui di RS Borromeus, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Minggu (23/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan sebelum material batu tempel pada salah satu pilar runtuh, ia bersama teman-temannya melihat material pasir yang berjatuhan. Tak berselang lama, sambung dia, disusul runtuhan bebatuan bagian pilar setinggi hampir 6 meter.
"Kebetulan sebagian material batu yang jatuh, mengarah ke area yang kosong. Jadi sekitar 6 orang yang terluka," jelas dia.
Saat kejadian, kata dia, ada beberapa yang mengalami luka serius di bagian kepala hingga sempat tidak sadarkan diri. Bahkan, sambung dia, ada salah satu korban yang jari manisnya putus akibat tertimpa material batu tempel tersebut.
"Ada yang luka kepalanya, sama jari tangan yang putus. Saya teman-teman yang ada di lokasi langsung bawa mereka ke RS Borromeus," kata Fahry.
Dihubungi terpisah, Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Mihardja mengatakan saat ini masih ada empat mahasiswanya yang dirawat di RS Borromeus. Kondisinya berangsur pulih.
"Ada empat lagi yang masih dirawat. Kondisi mereka sudah semakin baik. Tinggal butuh recovery (istirahat) saja," ungkap Miming.
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini