Bekerja di jalanan sudah digeluti Nugraha selama 5 tahun. Nugraha punya jatah mengatur lalu lintas di pertigaan Jl KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta pada siang hari.
"Biasanya dari jam 1 sampai jam 2. Kalau sore nggak, karena sudah ada bagian masing-masing," ujarnya saat ditemui, Sabtu (22/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengatur lalu lintas dan menyeberangkan orang lansia, jadi kebahagiaan tersendiri bagi Nugraha.
"Direndahin orang-orang, teman-teman di kampus memandang sebelah mata karena kerja di sini. Kan kita cari (duit) sendiri, buat kita sendiri juga. Sukses buat kita sendiri, biarlah orang berpendapat," tuturnya.
Meski imbalan hasil dari mengatur lalu lintas disebut Nugraha tak besar, Nugraha bersyukur pendapatannya bisa membantu.
"Cuma Rp 35-50 ribu, cukup lah buat tambah-tambah bayar semesteran kuliah. Apalagi sekarang semester 8. Alhamdulillah, dicukup-cukupin lah," tuturnya.
Nugraha menyambut baik rencana Ditlantas Polda Metro Jaya merekrut 'Pak Ogah' menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas). Asalkan program itu membuat penghasilannya meningkat.
"Kalau bisa pendapatan Rp 35 ribu atau tambah jadi Rp 100 ribu per hari atau bahkan di gaji layak kayak UMR kan lebih baik. Maunya bisa atau dapat penghasilan yang layak kan?" kata dia.
Baca juga: Direkrut Bantu Atur Lalin Jakarta, 'Pak Ogah' akan Dilatih
Rencana merekrut 'Pak Ogah' untuk menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas masih digodok. 'Pak Ogah' yang direkrut nantinya dilatih untuk mengetahui dasar-dasar pengaturan lalu lintas.
"Kami rencananya melatih mereka. Ada pengetahuan tentang lalu lintas, (kendaraan) mana yang didahulukan dan (pengetahuan) gerakan pengaturan lalu lintas," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra saat dihubungi.
Banyaknya 'Pak Ogah' di persimpangan jalan di Jakarta menurut Halim dapat diberdayakan. Namun orang-orang yang direkrut nantinya tidak sembarangan.
(fdn/nkn)