Sibuknya 'Pak Ogah' yang akan Direkrut Polisi Bantu Atur Lalin

Sibuknya 'Pak Ogah' yang akan Direkrut Polisi Bantu Atur Lalin

Denita Matondang - detikNews
Sabtu, 22 Jul 2017 19:13 WIB
Pak Ogah mengatur arus lalu lintas di pertigaan Jl KS Tubun, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7/2017)Foto: Denita Matondang-detikcom
Jakarta - Lalu lintas Jl KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, cukup ramai sore tadi. Kendaraan hilir mudik di pertigaan tanpa lampu lalu lintas.

Boy (42), cukup sibuk mengatur arus kendaraan dari Tanah Abang menuju Slipi. Meski harus punya tenaga ekstra saa terik matahari, Boy menikmati pekerjaan sebagai 'Pak Ogah'.

'Pak Ogah' saat ini sedang dilirik polisi. Rencananya Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya akan merekrut 'Pak Ogah' menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Bantu Urai Kemacetan Jakarta, Polisi akan Rekrut 'Pak Ogah'

Rencana ini masih tahap penggodokan, namun Dirlantas Polda Metro Kombes Halim Paggara menyebut pihaknya sudah menyurati Satlantas wilayah untuk mendata jumlah 'Pak Ogah', di jalan-jalan nonprotokol.

Soal rencana perekrutan, belum diketahui 'Pak Ogah' di jalanan, salah satunya Boy. Dia sehari-harinya bergantian menjaga pertigaan Jl. KS Tubun. Penghasilannya disebut Boy lumayan. Rata-rata per hari Boy mengantongi uang Rp 40-50 ribu dari pengendara yang dibantu saat melintas.

"Cukup untuk makan sehari-hari," ujar Boy saat ditemui.

Kondisi pertigaan Jl KS Tubun, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7/2017)Kondisi pertigaan Jl KS Tubun, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7/2017) Foto: Denita Matondang-detikcom


Di pertigaan Jl KS Tubun, bukan Boy sendiri yang berjaga. Dia harus bergantian dengan sejumlah rekannya dengan jam jaga yang sudah ditentukan.

Jam berangkat dan pulang kerja jadi jam tersibuk Boy. Menurut ayah tiga anak ini, tanpa 'Pak Ogah' arus lalu lintas akan semrawut. Penyebabnya,banyak pengendara yang saling menyerobot, tak mau mengalah.

"Kalau ada petugas yang atur kan nggak macet, tertib juga. Kalau kita nggak ada kan mobil atau motor saling balap, mereka menyerobot sana-sini kan bisa kecelakaan kita juga antisipasi itu," tutur Boy.

Bekerja jadi 'Pak Ogah' menurutnya bukan tanpa risiko. Boy mengaku pernah tertabrak kendaraan saat mengatur lalu lintas. Kecelakaan ini dialami Boy sebelum Lebaran bulan lalu.

"Kemarin ditabrak di tengah. Ada mobil keluar dia nggak lihat jalan karena main HP, tiba-tiba nyosor gitu saja," ujar Boy.

Kembali ke soal perekrutan Supeltas, Boy berharap program itu bisa membuat kehidupan ekonominya lebih baik bila mendapat imbalan resmi.

"Kalau mencukupkan kita, ayo kerjasama, yang penting kita kerja kekeluargaan,dari keluarga untuk keluarga, kebersamaan," katanya.

Soal 'Pak Ogah', Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra sebelumnya melihatnya dari dua sisi. Kadang dirasakan membantu, namun bisa juga dianggap justru mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Supeltas nantinya ditempatkan di jalan-jalan rawan macet namun bukan jalur protokol. Nantinya orang yang direkrut sebagai Supeltas akan dilatih terlebih dulu.

"Penempatannya di wilayah yang sangat mengganggu arus lalu lintas, yang tidak tergapai polisi lalu lintas. Simpang simpang wilayah banyak, itu yang kita prioritaskan
seperti di kampung-kampung atau antarkota," sebut Halim saat dihubungi.

(fdn/nkn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads