Jakarta - Kombes Krishna Murti yang namanya sempat tenar saat menjadi Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya mendapatkan promosi jabatan jenderal bintang satu. Begini sepak terjang Krishna selama ini.
Krishna atau yang akrab disapa KM, merupakan lulusan Akpol angkatan 91 itu. Dia memang bisa dibilang cukup terkenal. Lihat saja akun media sosialnya yang diikuti oleh ribuan follower-nya. Banyak hal menggelitik yang mengocok perut yang diupdate Krishna melalui akun medsosnya yang membuat follower-nya tertawa.
Sebelum terkenal di media sosial, Krishna juga bisa dibilang cukup dikenal berkat kinerjanya sebagai Dirkrimum Polda Metro Jaya. Meski begitu, dia juga sempat meredup karena diterpa isu tak sedap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sederet kasus besar yang diungkap jajaran Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Krishna saat itu yang dirangkum detikcom:
1. Kasus Racun Sianida
Publik masih ingat, kasus kematian Mirna Salihin yang diracun sianida oleh temannya, Jessica Kumala Wongso ini ditangani oleh KM dan jajarannya di Direkrorat Reskrimum Polda Metro Haya. Meski sempat menjadi polemik, namun penyidik bisa membuktikan penyidikan di kepolisian yang akhirnya menggiring Jessica ke bui.
Jessica pun divonis 20 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Jessica kemudian banding, namun permohonan bandingnya ditolak.
Jessica kemudian mengajukan banding, namun upayanya itu juga ditolak. Setelah banding ditolak, ia kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA), namun ditolak juga pada 22 Juni 2017 lalu.
2. Ikut Berperan di Pembongkaran Kalijodo
Pembongkaran Kalijodo yang dikenal sebagai kawasan lokalisasi di perbatasan Jakarta Utara-Jakarta Barat pada 2016 silam. Upaya pembongkaran lahan yang akan dijadikan Ruang Publik Terbuka dan Ramah Anak (RPTRA) oleh Pemprov DKI--saat itu gubernurnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)--mendapat penolakan keras dari penghuni.
Terutama, karena di lokalisasi itu terdapat kafe-kafe--yang diduga menjadi tempat prostitusi--yang dikuasai oleh preman. Abdul Aziz alias Daeng Aziz yang memiliki sebuah kafe di situ, juga ikut menolak.
KM yang saat itu menjabat sebagai Dirkrimum pun ikut turun ke lokasi untuk mengamankan massa yang menolak penggusuran. KM melokalisir situasi di lokasi, apalagi sebelumnya dia pernah berhadapan dengan Daeng ketika menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan sekitar tahun 2002.
Atas pengamanan Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara dan peran dari KM, pembongkaran pun terlaksana. Sementara Daeng Aziz ditangkap atas dugaan sebagai muncikari hingga pencurian listrik. Kini, kawasan tersebut jauh dari kesan suram di masa lalu dan menjadi taman kota untuk berkreasi anak muda.
3. Pembunuhan Bocah dalam Kardus
Pada medio Oktober 2015 silam, publik digegerkan dengan temuan mayat bocah Sekolah Dasar (SD) di gang Jl Sahabat, Kalideres, Jakarta Barat. Setelah beberapa bulan penyelidikan, Polres Jakarta Barat yang di-back up oleh Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya akhirnya menangkap pelakunya, Agus Dermawan alias Agus Pe'a pada Februari 2016.
Penyelidikan sempat terhambat saat itu. Penyidik yang saat itu belum mendapatkan bukti atas pembunuhan yang dilakukan Agus, akhirnya menahannya di kasus pencabulan anak di bawah umur, setelah polisi menerima laporan dari beberapa korban yang masuk dalam grup 'Boel Tacos'.
'Boel Tacos' adalah kumpulan anak-anak jalanan di bawah 'pimpinan' Agus. Anak-anak ini kerap menginap di rumah Agus, bahkan ada salah satu anak di bawah umur yang pernah dicabuli oleb Agus.
Sambil menunggu hasil tes DNA, Agus pun ditahan dalam perkara pencabulan anak di bawah umur dengan korban lain. Hingga akhirnya tes DNA keluar, Agus ditetapkan sebagai tersangka dalam pembunuhan bocah dalam kardus. Hasil tes DNA Agus menunjukkan identik dengan sampel yang ditemukan pada korban.
Agus sendiri telah divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dia divonis hukuman mati setelah dinyatakan terbukti secara sah dan menyakinkan telah melakukan pembunuhan berencana terhadap korban.
4. Pembunuhan Siswi SMA di Jasinga
Masih di bawah pimpinan Krishna, Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya juga berhasil mengungkap kasus pembunuhan siswi SMA asal Bendungan Hilir, Jakpus, di kawasan hutan Jasinga, Kabupaten Bogor. Pelaku adalah pamannnya sendiri, Anwar alias Rizal.
Setelah penyidikan di polisi selesai, Anwar kemudian disidangkan. Anwar divonis penjara seumur hidup karena terbukti melakukan pembunuhan yang disertai pemberatan. Anwar saat itu ditangkap tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Namun, setelah beberapa bulan menjalani hukuman di LP Salemba, Anwar kembali berulah. Anwar kabur dari LP Salemba, sehari setelah lebaran pasa Kamis 7 Juli 2016 lalu. Anwar kabur dengan menyamar menjadi perempuan dengan mengenakan gamis dan kerudung yang dibawakan oleh istrinya, Ade Irma.
Dua pekan berselang, Anwar akhirnya kembali ditangkap di Jasinga, Bogor, tepatnya pada tanggal 14 Juli 2016. Dia kembali ditangkap oleh tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, yang tentunya masih di bawah komando KM saat itu.
5. Satgas Dwelling Time
Selain kasus kriminal, KM juga pernah dipercaya ikut menyelidiki kasus suap dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok bersama dengan Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya yang saat itu dipimpin oleh Kombes Pol Mujiyono.
Pengusutan kasus ini bermula dari perintah Presiden Joko Widodo yang melihat langsung kondisi di lapangan akan lamanya waktu bongkar-muat (dwell time) di Pelabuhan Tanjung Priok, pada 2015 lalu. Dari hasil penyelidikan itu, KM bersama timnya kemudian membongkar praktek menyimpang di kantor Kementerian Perindustrian dan juga di Kementerian Perdagangan.
Dalam kasus ini, sejumlah pejabat setingkat Kasie hingga Kasubdit ditetapkan sebagai tersangka. Kasus tersebut juga terus berkembang, hingga akhirnya sejumlah importir di Surabaya, Jawa Timur pun digeledah Satgas.
6. Cyber Fraud WNA
Di awal masa jabatannya sebagai Direktur Reskrim, Krishna Murti dan jajarannya membongkar praktek cyber fraud yang melibatkan WN China dan Taiwan. Ratusan WN China dan Taiwan pun berhasil ditangkap karena melakukan kejahatan tersebut di Jakarta.
Mereka bermarkas di rumah-rumah mewah. Modusnya adalah dengan mengaku sebagai polisi atau pejabat antikorupsi yang menakut-nakuti korban sebagai pelaku kejahatan.
Kasus ini sebelumnya juga pernah diungkap oleh Polda Metro Jaya, sebelum KM duduk di kursi Dirkrimum. Mereka menjadikan Indonesja sebagai lokasi kejahatan karena biaya hidup dan operasionalnya yang murah.
7. Turn Back Crime
Nama Krishna bisa dibilang identik dengan jargon 'Turn Back Crime' yang menempel di polo shirt warna biru dongker. Turn Back Crime sebenarnya adalah kampanye yang digaungkan interpol untuk mengurangi tingkat kriminalitas. Krishna yang banyak pengalaman bertugas di luar negeri pun menggaungkan slogan itu untuk mengajak masyarakat akan pentingnya mewaspadai kejahatan.
Untuk menyukseskan kampanye itu, KM pun mecetak kaus khusus bertuliskan 'Turn Back Crime'. Anggota reserse di bawah kepemimpinannya menggunakan kaus itu saat di lapangan, terutama pada saat olah TKP (Tempat Kejadian Perkara)--ketika terjadi peristiwa--dan juga rekonstruksi.
Kampanyenya itu pun terbilang sukses. Banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kampanye tersebut dengan memakai kaos 'Turn Back Crime'.
8. Jadi Perbincangan Pasca Bom Thamrin
Teror bom Thamrin pada Januari 2016 memang ditujukan agar masyarakat Indonesia takut terhadap serangan teror. Namun yang terjadi tidak seperti itu. Pasca serangan bom, di media sosial menggema tagar kami tidak takut. Selain bersimpati kepada korban, pembahasan di media sosial pun mengarah kepada aksi-aksi polisi yang menangani di lokasi usai peristiwa tembak-tembakan.
Salah satu yang menjadi sorotan perbincangan adalah sosok Krishna. Krishna yang tampil mengenakan kacamata hitam, rompi anti peluru, berkemeja hitam, dan celana warna 'khaki' saat penganan bom Thamrin menjadi sorotan kaum hawa di dunia maya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini