Panglima: 70% Penyebab Konflik karena Rebutan Energi

Panglima: 70% Penyebab Konflik karena Rebutan Energi

Bisma Alief Laksana - detikNews
Kamis, 20 Jul 2017 19:00 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom)
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo hadir di acara Mukernas PPP bersama dengan Ketum PPP Romahurmudzy (Romi). Dalam paparannya di depan kader PPP, Gatot mengingatkan soal konflik yang melanda negara-negara di dunia.

Menurut Gatot, konflik yang terjadi di negara Timur Tengah seperti Irak, Kuwait, Yaman, Libya, Mesir dan Suriah, karena negara-negara tersebut merupakan negara penghasil minyak. Bahkan, 70 persen konflik di dunia, lanjut Gatot, latar belakangnya adalah energi.

"Libya, Mesir, Irak, Kuwait, Yaman, Kongo dan Suriah, semua yang terlibat konflik adalah penghasil minyak. 70 persen konflik karena latar belakang energi. Kalau segala macam itu bohong, itu pasti ujung-ujungnya yang dia rebut energi,"ujar Gatot di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau agama (yang menjadi sumber konflik), itu bohong. Termasuk ISIS," lanjutnya.

Bahkan Panglima mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini, Donald Trump, pada waktu mengunjungi markas CIA pernah berucap bahwa salah satu kesalahan AS saat menginvasi Irak adalah tidak menguasai semua sumber-sumber energi. Hal tersebut, ujar Gatot, yang membuat ISIS lahir.

"Jadi ISIS bukan masalah agama, tapi alat untuk mendapatkan energi," tegas Gatot.

Energi, kata Gatot, tidak dapat diperbaharui, apalagi energi yang berasal dari fosil. Karena itu, menurutnya, Indonesia patut bersyukur karena banyaknya tumbuhan yang bisa cepat tumbuh di Indonesia. Sebab energi yang berasal dari tumbuhan bisa lebih cepat diperoleh dibandingkan yang berasal dari fosil.

"Tumbuhan hanya ada di ekuator. Di Asean, Indonesia itu negara ekuator terbesar. Di khatulistiwa vegetasi sepanjang tahun, bisa tumbuh dan panen sepanjang tahun," tutupnya.


(bis/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads