"Luas untuk Palangka Raya ini sekitar 2.400 kilometer persegi, jadi 200 ribu lebih kalau dalam hektar. 2,5 atau 6an juta penduduk, kepadatan perjiwanya per kilometer cuma 17 saja," ujar Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, kepada detikcom, Selasa (11/7) lalu.
![]() |
Masyarakat Kalimantan Tengah sangat menjunjung tinggi keberagaman dan peredaaan antar sesama. Hal ini sesuai dengan filosofi rumah adat suku Dayak bernama rumah Betang, di mana berbagai suku dan agama hidup satu atap dalam rumah tersebut.
"Orang Dayak Kalimantan Tegah ini kan itu ramah sekali, coba bayangkan, saya dulu kan saya pernah hidup di pedalaman sekali. Saya kan orang Dayak, pernah hidup di pedalaman, di pedalaman itu ketika orang panen raya, apapun semuanya itu tidak akan pernah beli beras, sayur mayur itu semua diantar ke rumah," katanya.
![]() |
"Dulu rumah kita juga tidak pernah menyewa, mengontrak, yang namanya kos itu nggak pernah, justru diberikan saja itu rumahnya yang penting dirawat itu saking baiknya orang Dayak. Yang penting mereka selalu mengatakan di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Manusia hidup itu harus punya adat," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Kalimantan Tengah ini kan masysarakat tergantung dengan sungai, jadi rata-rata memerlukan sungai. Menangkap ikan di sungai untuk dimakan, iya kalau ada lebihnya dijual, biasanya kalau sekarang orang pakai alat, pakai mesin jadi ikannya agak kurang," ujar salah seorang warga pemilik kapal, Suharyono.
Beberapa masyarakat juga mendirikan rumah terapung di pinggiran Sungai Kahayan. Di rumah tersebut juga mereka membuat sebuah keramba untuk membudidayakan ikan sungai seperti ikan mas, nila, dan patin. Mereka selalu menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Kahayan meski hidup di pinggiran sungainya.
![]() |
"Ini ranting terapung kalau orang sini bilang (rumah apung yang bergabung dengan keramba untuk budidaya ikan). Sungai ini kami jaga karena kami tergantung denganya, kalau ada sampah-sampah yang muncul diangkut, jangan sampai ada yang mencolok di sungai," ujar salah seorang warga pemilik keramba, Aan.
"Tapi memang banyak juga seperti perusahaan yang membuang limbah-limbah," tambahnya. (nvl/wdl)