"Hasil interogasi sementara, satu orang petugas transporter dibayar Rp 400 juta. Jadi lima orang ini (awak kapal, red), Rp 5 miliar," kata Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, Selasa (18/7/2017).
Ongkos tersebut terbilang murah bagi para bandar narkotik jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapat apabila 1 ton sabu itu berhasil diedarkan, yang ditaksir senilai Rp 1,5 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia menjadi target pasar narkotika jaringan internasional. Selain kawasan Indonesia, yang terbentuk dari gugusan pulau-pulau yang dikelilingi laut, banyaknya pemakai menjadi sasaran bandar narkotika.
"Harga sabu di China itu antara Rp 150 ribu atau mungkin kurang. Jadi kira-kira modalnya hanya Rp 200 miliar, dapatnya satu setengah triliun. Untungnya besar sekali memang, luar biasa," ucap Iriawan.
Namun, sebelum barang itu sampai kepada end user, tim gabungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok berhasil menggagalkan upaya tersebut. Empat WN Taiwan penerima barang di Pantai Anyer--satu di antaranya tewas ditembak--berhasil ditangkap.
Tim gabungan juga berhasil menangkap kelima kru kapal berbendera Republik Sierra Leone tersebut. Saat ini para tersangka masih diperiksa secara intensif di Mapolda Metro Jaya. (mei/rvk)