"Saya katakan teroris itu gunakan semua sumber secara total. Dia bisa masuk ke ormas, dia bisa masuk lembaga pemerintah, kenapa tidak? Karena dia brainwash (cuci otak). Dia membangun opini," ujar Wiranto seusai acara HUT ke-7 BNPT di Sentul, Bogor, Senin (17/7/2017).
Menurut Wiranto, di dunia serbadigital, pelaku teroris juga memberdayakan canggihnya teknologi. Mereka menyebarkan paham dan ideologi sesat melalui dunia maya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto meminta masyarakat tidak anggap enteng pola radikalisme teroris. Karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dan berhati-hati.
"Jadi jangan anggap, dia nggak masuk ke wilayah ormas, itu bisa. Makanya kita waspada, ormas kita jumlahnya 344 ribu, tepatnya 344.399 ormas. Yang harus diwaspadai betul, jangan sampai mereka kemasukan dengan paham ini," tuturnya.
Wiranto menilai pemerintah tegas melindungi masyarakat. Selain itu, penindakan hukum dilakukan dengan demokratis.
"Jadi masih demokratis, karena masih bertempuh pada hukum. Kalau tidak bertempuh pada hukum, ya sudah, paling gampang tinggal tangkap saja, ada tanda-tanda, tangkap saja. Tetapi nanti kami disalahkan," pungkasnya. (edo/rna)