Sopan menyebut, selama MPLS di Jakarta, pada 10-12 Juli lalu, tidak ada satu pun aduan tentang perpeloncoan dan kekerasan yang diterima pihaknya. Karena itu, dia juga merasa kaget atas adanya video yang menjadi viral di media sosial tersebut.
"Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) atau MOS mulai pelaksanaan hari Senin sampai Rabu tanggal 10-12 Juli. Nah semua seluruh di DKI Jakarta nggak ada satu pun pengaduan terjadi perpeloncoan dan kekerasan. Ini sukses karena tidak satu pun pengaduan," ujar Sopan saat dihubungi, Senin (17/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sopan mengatakan pelaku dan korban yang ada pada video yang tersebar itu sebagian besar berasal dari sebuah SMP di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun ada juga pelaku yang tidak berasal dari SMP tersebut.
Menurut Sopan, mereka yang menjadi pelaku sudah menjadi anggota satu geng sejak SD.
"Korban dan pelaku sama-sama kelas VII, sama-sama satu angkatan. Kejadiannya di luar jam sekolah dan lokasinya di luar jam sekolah," ujar Sopan.
"Saya mengimbau bahwa ini peristiwa membuka mata kita bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab orang tua, sekolah, dan Pemprov DKI," ucapnya.
Sebelumnya, video sekelompok siswi mem-bully temannya beredar di media sosial sejak Minggu (16/7) kemarin. Dalam video yang beredar di media sosial itu, dua siswa yang menggunakan seragam sekolah menengah pertama (SMP) berwarna putih-biru mem-bully temannya yang mengenakan seragam berwarna putih-putih.
Dalam video tersebut, tampak dua siswa yang menggunakan seragam putih-biru menjambak serta menganiaya temannya sehingga tersungkur ke lantai. Tak hanya menjambak, kedua siswa pem-bully itu juga memukul temannya tersebut. (bis/nth)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini