"Itu kan sudah merupakan kebijakan awal. Jadi saya tidak bisa komentar banyak. Kebijakan kapolda yang sebelumnya. Itu sudah melalui pertimbangan yang harus dilakukan dengan baik," kata Paulus kepada detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (14/7/2017).
Baca juga: Peserta Seleksi Akpol Polda Sumut Protes Kuota Khusus Mabes Polri
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan yang bersangkutan itu, yang saya tahu direkrut, diambil, tidak hanya dari sisi akademis, tapi ada nilai-nilai lain. Pertimbangan lain. Misalkan mungkin ada pertimbangan orang tua ini orang yang cakap, yang punya prestasi, punya kinerja, punya nilai. Misalnya anggota Brimob yang berjuang," ucap Paulus.
Hal-hal informal tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan kuota khusus kepada catar. "Itu masuk pertimbangan dan hal seperti ini memang terkadang harus ada," kata Paulus.
Menurutnya, pertimbangan-pertimbangan informal untuk memberi catar kesempatan tes di tingkat pusat perlu dihormati.
"Tidak bisa dipertimbangkan dari formal saja. Kadang ada dari informal yang harus dihormati. (Pertimbangan informal seperti orang tuanya berjasa untuk Polri?) Ya begitu," tutur Paulus
Sementara itu, Kabag Penerangan Umum (Penum) Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan ada kuota tambahan yang merupakan kebijakan pimpinan di Mabes Polri. Martinus menegaskan hal tersebut bukan praktik kolusi.
"Rekrutmen Akpol nggak ada kolusi atau penyalahgunaan yang dilakukan. Polda Sumatera Utara ditentukan kuota 14. Yang kemudian mereka dikirim. Kalau ada satu yang kemudian di luar itu, umumnya dilakukan Mabes untuk menampung kemampuan yang ada, tapi nggak sesuai jumlah kuota," tutur Martinus.
Menurutnya, Mabes Polri mengabulkan pengajuan penambahan satu kuota catar melalui jalur talent scouting. Penambahan kuota catar yang dikirim untuk mengikuti tes di tingkat pusat, menurutnya, tidak hanya terjadi di Polda Sumut.
"Sama seperti Polda Jabar yang tadinya ditentukan 24, ditambah 4, sesuai kebijakan pusat yang dibenarkan. Namun belum ditentukan lulus apa nggak karena dia akan mengikuti seleksi di pusat," ujar Martinus.
Diberitakan sebelumnya, 5 peserta seleksi Akpol di Polda Sumatera Utara (Sumut) memprotes adanya kuota khusus dari Mabes Polri. Mereka menduga kuota khusus itu untuk pihak-pihak tertentu.
"Seleksi Akpol sudah sampai pantohir (penentuan tahap akhir). Tersisa 33 taruna dan 1 taruni. Saya ranking 14, yang mendapat kuota khusus ranking 26," kata salah satu peserta seleksi Akpol Polda Sumut, Sandy Pratama Putra (20), saat menyambangi Warkop Jurnalis Medan, Jalan Agus Salim, Medan, Sumut, Rabu (12/7).
Warga Medan ini sebelumnya ke Polda Sumut untuk menanyakan hal tersebut. Namun Sandy tidak mendapat penjelasan terperinci soal kuota khusus itu. Sandy menyebut peserta seleksi dengan peringkat ke-26 itu merupakan anak pihak tertentu.
Menurutnya, kuota tersebut seharusnya diberikan kepada penghuni ranking selanjutnya. Untuk diketahui, kuota Akpol dari Polda Sumut sebanyak 14 orang. (aud/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini