"Tadi ada usul bahwa pelatihan mereka di sini, kontribusi mereka harus mau melatih memberikan workshop baik di rusunawa maupun RPTRA," ujar Djarot di Jakarta Creative Hub, Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2017).
Djarot menyebut pelatihan itu sudah berjalan. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta menyediakan kendaraan untuk mengantar-jemput warga dari rusun ke Jakarta Creative Hub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peralatan di Jakarta Creative Hub yang memadai menjadi alasan warga melakukan pelatihan di sana, contohnya seperti mesin jahit. Djarot pun akan meminjamkan peralatan tersebut kepada warga, namun ia tak mengizinkan peralatan itu diberikan kepada orang per orang, melainkan harus berkelompok.
"Satu ruangan tidak boleh mesin jahit diberikan pada orang per orang. Karena pengalaman, kalau diberikan kepada orang per orang, sebulan sudah hilang. Dijual. Makanya sistemnya pakai kelompok atau pakai koperasi ya," ungkapnya.
Namun, alat-alat tersebut tak serta merta diberikan begitu saja. Warga harus mengikuti pelatihan hingga dinyatakan 'lulus' baru bisa mendapat pinjaman alat.
"Nah dilatih di sini kalau dia sudah bisa pintar, bagus dan banyak pesanan, maka kita beri mesin, peralatan. Tetapi sekali lagi tidak boleh dibawa pulang ke unitnya (rusun). Habis selesai kerja, tutup. Besok kerja lagi," katanya.
"Jadi nanti kita punya banyak pabrik di rusun-rusun kita. Enak kan? Lebih murah," harap Djarot. (irm/nkn)