Bandung - Kasus pencabulan yang dialami mahasiswi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) - sebut saja Melati - makin misterius. Siapa yang benar? Ustadz AR, salah seorang ustadz di Pondok Pesantreen Daarut Tauhiid (DT), terpukul atas kesaksian Melati. Bagi dia, itu fitnah besar, karena Melati hanya berhalusinasi. Saat menjawab kasus asusila yang telah muncul ke publik sejak awal pekan ini, AR tampak berapi-api memberikan bantahan. AR mencoba meyakinkan kepada detikcom bahwa kesaksian Melati sebagai korban pencabulan itu tidak benar. "Saya katakan saya tidak ingin memaksakan kepada
detikcom untuk percaya kepada saya. Itu semua fitnah dan tidak benar. Terkesan diada-adakan," ungkap AR saat ditemui
detikcom di rumahnya, di kawasan Antapani, Bandung, Kamis (5/5/2005) kemarin. AR menerima detikcom selama kurang lebih 45 menit, dari pukul 16.30 WIB sampai 17.15 WIB di ruang tamu rumahnya yang sederhana. Dinding rumahnya bercat kuning pucat dan dihiasi dengan sebuah jam dinding berkaligrafi, yang pada saat itu, jarum jam tidak menunjukkan pada waktu yang benar. Awalnya, AR tidak mau diwawancarai soal kasus ini. AR merasa tidak perlu bicara mengenai hal ini. Tapi, akhirnya AR juga mau diwawancarai di ruang tamu berukuran 3x4 meter itu. Syaratnya, berita ini hanya diberitakan di detikcom, tidak di media yang lain. Saat itu, dia mengenakan jas dan peci warna hitam. Saat wawancara, AR juga membawa sebuah majalah Islam dan Al Quran. Istri AR juga ikut mendengarkan wawancara ini. Raut muka istrinya tampak memperlihatkan wajah sedih. Dia seksama mengikuti tanggapan AR, meski sesekali harus menerima telepon yang berdering di rumahnya itu. Menjawab tuduhan yang dialamatkan kepadanya soal pencabulan terhadap Melati, AR memulai dengan sebuah hadits. "Siapa yang menebar aib kepada sesama muslim itu ghibah. Dan ghibah itu lebih kejam daripada zina. Andai kata benar, itu sudah ghibah. Sedangkah jika salah, itu fitnah. Dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan," kata AR menyitir sebuah hadits dengan fasih. Karena itu, AR tidak ingin terjebak di antara ghibah dan fitnah. AR sudah mengetahui bahwa kasus ini sudah muncul di media massa. Ini jelas menjadi pukulan berat bagi dirinya dan keluarga. "Bahkan, banyak kerabat yang telepon ke sini menanyakan kebenaran itu," kata pria berkacamata dan berperawakan agak gemuk ini. AR jelas membantah tuduhan Melati yang mengaku AR telah memerkosa dan menikahinya secara mut'ah. "Dia hanya berhalusinasi. Ini hanya menyangkut kondisi kesehatan dia," jelas AR. Memang, AR mengaku pernah bertemu Melati, mahasiswa jurusan bahasa Inggris UPI. Pertemuan pertama kali terjadi pada 13 September 2003. Bukan 30 September 2003, seperti yang disampaikan Melati kepada wartawan dua hari lalu. AR juga membantah bahwa dirinya bertemu Melati hanya berduaan di dalam ruangan. "Pertemuan itu disaksikan banyak orang," kata AR. Sejumlah orang yang hadir dan melihat pertemuan AR dengan Melati, antara lain Kepala Humas Yayasan DT Arif Rahman, Adrianto, Suherma Surozi, dan Muzni. Seingat AR, hari itu adalah hari Selasa. Melati datang pada pukul 11.00 WIB. Saat itu, AR tengah sibuk di ponpes DT untuk persiapan Milad DT. AR waktu itu sebagai juri musabaqoh pada Milad DT yang ke-13.Saat bertemu AR, Melati bercerita bahwa dirinya sudah ditiduri orang. Kondisi dia saat itu juga seperti kerasukan. "Dia cerita banyak. Saya cukup mengerti dengan masalah yang dihadapinya. Dia juga menunjukkan foto orang tersebut kepada saya. Kesehatannya patut dipertanyakan," ungkap AR. AR mengaku merinding, saat bertemu pertama kali dengan Melati di DT. Saat itu, AR menanyakan kartu identitas Melati. "Tapi, dia tidak mau menunjukkan KTP-nya," jelas AR. Setelah Melati bercerita, sekitar pukul 13.00 WIB, AR mengaku salat berjamaah. "Setelah itu, saya langsung menuju ruang kerja istri saya. Banyak orang yang lihat," ungkap AR. Istri AR memang bekerja juga di DT sampai sekarang. Memang banyak yang harus dipertanyakan atas tanggapan AR. Tapi, AR tidak menjelaskan soal pertemuan itu selanjutnya. "Mohon maaf kalau komentar saya menjadi pertanyaan. Maaf, saya ingin menghindari ghibah dan fitnah," ungkapnya lagi. Saat ini, AR mengaku mengaku ingin hidup normal. Dia ingin tenang dalam mengurus keluarga. "Saya ingin menghindari fitnah ini," kata AR sambil mengucapkan kalimat istighfar. AR kemudian melompat bercerita tentang hari-hari setelah pertemuan pertama itu terjadi. Menurut dia, akhirnya ada kesepakatan islah antara AR dengan Melati, termasuk lembaga DT dan UPI. Dalam islah itu disepakati sejumlah kesepakatan. "Disepakati saat itu, tidak ada upaya pencemaran nama baik saya, korban, dan kedua lembaga, termasuk Aa Aa Gym," kata AR. Islah dihadiri kedua belah pihak. Islah tersebut ditandatangani kedua belah pihak di atas materai."Saya akan tetap menjaga (kesepakatan) dan hati-hati. karena ini menyangkut nama baik saya. Sekali lagi itu fitnah," katanya.Saat ditanya tentang pengakuan Melati bahwa dirinya telah menikahinya secara mut'ah, AR langsung membantah. "Itu fitnah!. Data-data yang dikumpulkan dilapangan ada," bantah AR dengan suara agak tinggi. Menurut AR, Melati terkesan mengaitkan masalah pribadinya dengan masalah antar lembaga, termasuk DT yang dipimpin Aa Gym. Dan isi islah itu justru untuk membangun hubungan baik antara UPI dan DT.AR menganggap masalah ini sudah selesai. Kasus ini, kata dia, merupakan urusan pribadi antara dirinya dengan Melati. "Ini tidak berkaitan dengan lembaga, apalagi menyangkut nama Aa Gym," jelasnya. Istri AR yang mendengarkan wawancara dari awal, juga mengaku kasus ini sudah selesai. Dia merasa capek dengan kerumitan masalah ini. Sebelum wawancara berakhir, AR menegaskan agar kasus ini diberitakan di detikcom saja. Ini hanya pertemuan empat mata, antara keluarga saya dengan Anda dari detikcom," tegas dia. AR mengaku saat ini sudah tidak bekerja lagi di Pondok Pesantren DT. Saat ini, AR hanya mengajar pengajian di sebuah masjid besar di Antapani, yang tidak jauh dari rumahnya. Tapi, dia tidak bercerita mengapa keluar dari DT, apakah ada kaitan langsung dengan kasus yang dituduhkan kepadanya atau tidak. "Saya tetap memegang pada kata benar, akurat, dan lengkap," kata AR sambil bersalaman agak kuat mengakhiri pembicaraan.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini