Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berharap sekolah dan orang tua siswa membuat program bersama untuk perlindungan anak. Wakil Ketua KPAI Maria Advianti, mengatakan perlindungan anak dari internet harus dilakukan oleh orang tua dan sekolah.
"Idealnya sekolah dan keluarga membangun komunikasi tentang literasi medsos bagi anak-anak mereka. Dan membuat program perlindungan anak dari internet yang saling terkoneksi antara sekolah dan orang tua," kata perempuan yang akrab disapa Vivi ini kepada detikcom, Kamis (13/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, pemerintah juga telah menyediakan literasi media sosial seperti dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Kementerian Agama (Kemenag) dan lainnya.
Namun, hal ini tidak berjalan mulus karena kalah jumlah dengan pengguna medsos dan sikap orang tua yang masih abai pada anaknya. Vivi yang fokus pada perlindungan pornografi mengatakan, peran sekolah juga harus ditingkatkan untuk mencegah siswa terjebak pada penggunaan medsos yang tidak tepat.
"Gaung literasi medsos masih kalah kencang dibandingkan jumlah pengguna medsos yang luar biasa banyak. Di sisi lain, orang tua masih banyak yang abai dengan kegiatan medsos anak-anak mereka, khususnya yang melakukan kegiatan negatif," ujarnya.
"Sekolah-sekolah juga belum serius melakukan program literasi bermedsos yang baik dan aman. Akhirnya seperti ini, anak-anak diterpa gaya hidup seks bebas tanpa memahami atau mengerti resiko yang mereka hadapi," sambung Vivi. (jbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini