Dia kelahiran 24 Juni 1996 dan saat ini duduk di Semester VI Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina. Sejarahwan dari Yayasan Nabil, Didi Kwartanada menilai Tsamara yang biasa disapa Sammy itu adalah sosok yang fenomenal.
Bahkan Didi yang pernah menulis biografi 'AR Baswedan Membangun Bangsa, Merajut Keindonesiaan' itu menilai, Sammy mirip dengan sosok AR Baswedan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentang kiprah AR Baswedan, Didi dalam buku tersebut antara lain memaparkan kiprah kakek dari Anies Baswedan itu yang sangat Indonesia Sentris. Ia memelopori bagaimana warga keturunan harus berinteraksi dengan pribumi asli. Membaur dalam kehidupan bermasyarakat sebagai warga negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Biarpun dia keturunan arab, Baswedan mengakui bahwa tanah airnya adalah Indonesia karena ia lahir dan dibesarkan dengan nilai nilai kebudayaan Indonesia bukan dengan lingkungan budaya Arab.
Tentu saja dia banyak mendapat kecaman dari golongan Wulaiti yang beranggapan bahwa tanah airnya adalah arab, bukan Indonesia. Bagi mereka Indonesia adalah tempat mencari nafkah saja. Tapi AR Baswedan berani berseberangan dengan mereka.
Tsamara sendiri tak terlalu mempedulikan asal usul identitas pribadinya. Bahkan ia berpendapat soal identitas kesukuan, etnis, agama, atau paras seseorang tak perlu dipermasalahkan lagi. Meski begitu bukan berarti dirinya mengabaikan sepenuhnya asal-usul leluhurnya.
"Cuma sebagai anak muda kita harus berani meninggalkan fanatisme buta atas golongan karena kita sama-sama lahir di bumi Indonesia," ujar Tsamara. (erd/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini