"Saya kira wajar secara sosiologis. Pada prinsipnya manusia itu dipengaruhi lingkungannya. Ketika dia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru, pasti dia kembali ke lingkungan asalnya," ujar Derajad saat dihubungi detikcom, Selasa (11/7/2017) malam.
Derajad menjelaskan kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini dilanda keinginan sukses dengan cara instan. Sehingga tidak jarang ada yang menuai kekecewaan karena harapannya tidak sampai, itulah yang dihadapi Ninih saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata harapan tinggal harapan, tidak semanis yang diharapkan. Ketika dia tidak bisa ketemu dengan harapannya, artinya dia juga menanggung malu dari proses itu," sambung dia.
Ia menyebut kembalinya Ninih berjualan setelah dua tahun bukan berarti selama ini dia menghilang. Menurutnya, Ninih sedang menyembuhkan diri sendiri dan beradaptasi dengan situasi yang dihadapinya.
"Kembalinya ke getuk merupakan proses sosial. Bisa jadi menghilangnya menyembuhkan diri sendiri atau beradaptasi dengan situasi sehingga dia yakin kembali dan berjualan. Saya kira realitas yang perlu diberitakan karena banyak juga masyarakat kita yang seperti itu," kata Derajad.
Derajad mengatakan secara sosiologi ekonomi, apa yang dialami Ninih itu disebut keterlekatan atau ketertanaman. Jadi, kalau Ninih tidak bisa menjadi selebritis, ia akan kembali ke profesi awal.
"Artinya, secara sosiologi-ekonomi, ada yang disebut keterlekatan atau ketertanaman itu terhadap nilai-nilai sosial itu. Kalau dasarnya tidak bisa jadi selebritis, ya pasti balik saja. Dengan seperti itu, ada keterlekatan sehingga kembali lagi jadi penjual getuk," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan perempuan asal Indramayu itu muncul kembali dengan penampilan berbeda yang bikin pangling. Alisnya masih cetar dengan wajah dipulas bedak dan bibir berlipstik merah. Saat ditemui detikcom, Selasa (11/7), Ninih mengaku vakum dari dunia hiburan sejak setahun lalu. Dia kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib.
Ia berjualan di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Perempuan bernama asli Turninih ini mengaku sedang tidak ada job bernyanyi, sehingga membuat dia kembali berjualan.
"Lagi sepi job," ujarnya. (lkw/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini