Dalam pertemuan dengan Trump di sela-sela penyelenggaraan KTT G20 di Hamburg, Jerman, Jokowi menyampaikan apresiasinya kepada komitmen AS untuk tidak memusuhi Islam dan bekerjasama dengan negara muslim untuk memerangi terorisme.
Hal ini sesuai dengan hasil Riyadh Summit pada bulan Mei yang lalu yang dihadiri juga oleh kedua pemimpin tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu Jokowi berharap kerja sama penanggulanan terorisme ditingkatkan melalui pertukaran informasi intelijen, penghentian aliran dana, pemberdayaan masyarakat moderat dan penyebaran kontra narasi dapat dilakukan oleh kedua negara.
Pembahasan mengenai peningkatan kerja sama penanggulangan terorisme juga dibahas dalam pertemuan terpisah Jokowi dengan PM Rutte. Jokowi dalam pertemuan berbicara mengenai semakin maraknya radikalisme dan aksi-aksi terorisme di berbagai wilayah dunia termasuk di Asia dan Eropa.
Serangan terorisme yang terjadi di Marawi menurut Jokowi adalah contoh nyata penyebaran ideologi radikal. Bahkan beberapa bagian kota Marawi sampai sekarang masih diduduki sehingga ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi.
"Serangan dan pendudukan kota Marawi ini menjadi wake-up call bagi kita semua tentang semakin tingginya bahaya terorisme," ujar Jokowi dalam pertemuan di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman.
Situasi ini dianggap dapat mengancam stabilitas kawasan. Karena itu, Indonesia berinisiatif mengadakan pertemuan tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Filipina.
"Untuk menyatukan langkah dan kerja sama tiga negara memberantas terorisme," kata Jokowi.
Pendanaan aksi terorisme sambung Jokowi juga menjadi hal yang serius. Karena itu Belanda dan Indonesia harus meningkatkan kerja sama untuk menghentikan pendanaan bagi gerakan radikal dan terorisme.
Dalam pertemuan ini, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BKPM Thomas Lembong, Duta Besar Indonesia Untuk Jerman Fauzi Bowo dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana. (fdn/rvk)