Subeki yang dipasung sejak tahun 2012 adalah anak dari janda bernama Ibu Samsuri dengan total 10 anak.
"Sudah lama sudah bapaknya meninggal itu diiket, tadinya ada bapaknya nggak begitu semenjak Subeki umur 10 tahun lah," kata Ibu Samsuri bercerita kepada detikcom di rumahnya, Kota Serang, Sabtu (8/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Subeki dipasung di rumahnya (Bahtiar-detikcom) |
Kalau tidak salah, menurutnya, saat ini anaknya sudah remaja berumur sekitar 17 atau 18 tahun. Karena terkendala biaya dan mengalami gangguan semenjak kecil, Subeki dibiarkan tidak merasakan dunia pendidikan bahkan sekolah dasar.
"Nggak sekolah apa-apa, nggak di sekolahin. Nggak denger sih orangnya itu," katanya.
Seingatnya, sewaktu kecil Subeki memang pernah mengalami kejang. Setelah itu muncul keanehan pada diri Subeki. Kalau sedang kumat, Subeki akan ngamuk bahkan melempar batu dan merusak kaca.
Sumiati, kakak perempuan dari Subeki mengatakan, adiknya terpaksa dipasung karena pada tahun 2012 mengamuk sampai membuat anaknya luka-luka dan meninggal dunia. Waktu itu, keluarga memang sedang lengah dan tidak tahu bahwa Subeki sampai tega membuat anaknya meninggal.
"Dulunya ngamuk-ngamuk, kalau nggak dirantai, matenin (membunuh) anak saya nggak dirantai," kata Sumiati bercerita.
Untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari Subeki, Ibu Samsuri beserta anak-anaknya membuat ikat rumbia dari bahan alang-alang rumput. Ikat rumbia itu mereka jual seharga Rp. 1.500 per ikat. Dari penghasilan tersebut, keluarga Ibu Samsuri beserta Subeki dan anaknya yang lain bisa hidup dan makan.
(bri/rvk)












































Foto: Subeki dipasung di rumahnya (Bahtiar-detikcom)