Bagaimana tidak memicu kemarahan umat Islam? Di masjid yang didirikan di dalam Gereja Lutheran itu, semua muslim dari berbagai sekte diterima untuk beribadah. Bahkan para anggota komunitas LGBT juga dipersilakan beribadah berdampingan.
Bukan cuma itu, saat menunaikan salat, jemaah pria tidak dibatasi sekat dengan wanita. Laki-laki dan perempuan boleh salat berdampingan. Hal itu akhirnya menjadi kontroversi. Bahkan Ates kerap mendapat ancaman pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amina mulai jadi sorotan ketika menjadi imam salat Jumat di sebuah bangunan gereja Anglikan, New York. Salat diikuti lebih dari 100 pria dan wanita. Amina menjadi pengkhotbah sekaligus imam.
Dalam khotbahnya, seperti dilansir BBC, Amina mengatakan, "Isu tentang kesetaraan gender adalah yang paling penting dalam Islam. Sayangnya, umat Islam memiliki pandangan dengan interpretasi yang terlalu sempit."
Para pemuka Islam pun dibuat geram oleh apa yang dilakukan Amina. Menurut mereka, apa yang dilakukan Amina bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Perempuan yang juga profesor kajian Islam di Virginia Commonwealth University itu kembali menjadi imam pada salat Jumat di Wolfson College, Oxford, Inggris, pada 2008.
Kontroversi dan kecaman turut menghampiri di kehidupan Amina. Namun ia tetap tegas pada pandangannya tentang prinsip kesetaraan dalam beribadah. (nkn/jor)