Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, Jumat (7/7/2017), di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Ketum PBNU Said Aqil Siroj tampak menyambut tamu undangan.
Selain Ma'ruf Amin, hadir Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat, dan komisioner KPI Ubaidillah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom |
Saat Ma'ruf Amin datang, seluruh peserta halalbihalal mencium tangannya. Termasuk Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
Acara halalbihalal PBNU bertema 'Halalbihalal adalah bagian dari Islam Nusantara' itu turut juga mengundang beberapa Menteri Kabinet Kerja, seperti Menpora Imam Nahrawi, Kemendes Eko Putro Sandjojo, Menristekdikti Mohamad Nasir, dan Mensos Khofifah Indar Parawansa. Namun mereka belum tampak hadir.
"Halalbihalal berasal dari perintah Al-Quran untuk silahturahmi. Halalbihalal adalah ciri khas budaya Islam Nusantara," ujar Said Aqil dalam sambutannya.
Dalam kesempatan itu, Said Aqil berbicara soal labelisasi budaya dengan agama. Bahkan dia sempat memberikan guyon mengenai hal itu.
"Jangan agama untuk budaya. Agama untuk kepentingan duniawi ya salah. Jangan demo pakai gamis," canda Said Aqil.
Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom |
"Orang Arab dulu pakai sarung, sorban, jualan. Sekarang yang namanya Gatot disamarkan jadi Al-Khaththath," lanjutnya.
Said Aqil juga berbicara mengenai budaya silahturahmi yang harus terus dijaga. Silahturahmi, menurutnya, harus diiringi dengan silatul afkar untuk mempertemukan pikir.
"Yang ketiga adalah untuk membangun kerja sama atau silatul a'mal. Yang keempat silatul arwah. Jadi rohnya orang mukmin itu satu. Jadi insyaallah, kalau didoakan sama-sama, pasti sampai tujuannya," tutup Said Aqil. (elz/erd)












































Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom
Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom