Saat Djarot Ngobrol Seru dengan Sopir Taksi

Saat Djarot Ngobrol Seru dengan Sopir Taksi

Nathania Riris Michico - detikNews
Jumat, 07 Jul 2017 11:09 WIB
Djrot menumpang taksi menuju Balai Kota (Nathania Riris Michico/detikcom)
Jakarta - Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat memilih naik taksi menuju Balai Kota pagi ini. Djarot memilih menggunakan taksi karena alasan praktis.

"Saya praktis ajalah kalau seperti ini, ngapain sih dibikin ribet. Yang penting kan sampai sini kan, entah saya naik taksi, naik bajaj, naik motor, naik sepeda, yang penting sampai sini dengan baik dan selamat, gitu aja," ujar Djarot di Balai Kota, di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2017).

Selama perjalanan, Djarot bercerita ia banyak berbincang dengan si sopir taksi. Momen itu ia manfaatkan untuk mengobrol soal latar belakang hingga alasan si sopir menjadi driver taksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enaknya naik kendaraan umum begini loh, kita bisa komunikasi sama driver-nya loh. Jadi kita ngomong, ngobrol begitu ya. Pasti kan kebanyakan driver itu kan dari daerah. Saya tanya berapa tahun di sini, dia jawab sepuluh tahun. Pegang taksi berapa tahun, dia bilang dua tahun. Sebelumnya apa, dia bilang sopir di perusahaan. Kenapa taksi? Ya kayak begitu-begitulah. Dia jawab, 'Karena kita bisa lebih bebas Pak', lebih fleksibel gitu loh," ucapnya.


Dari obrolan itu, Djarot mengetahui si sopir berasal dari Jawa Tengah. Sopir tersebut cukup terbuka dan menceritakan alasannya mengadu nasib ke Jakarta karena gaji di daerahnya masih kecil.

"Asal dari mana, ternyata dari salah satu kabupaten di Jawa Tengah. (Saya tanya) kenapa ke sini (Jakarta), (dia jawab) 'Di sana susah, Pak', susahnya di sana itu gajinya kecil. Saya bilang memang daerah itu gajinya rendah, tapi biaya hidup kan rendah sehingga masih bisa hidup dengan baik," tuturnya.

Si sopir mengaku telah menjadi penduduk Jakarta karena menikah dengan warga asli Jakarta. Sopir itu bahkan memberi tahu Djarot soal tempat tinggalnya.

"Sampeyan tinggal di mana? (Dia jawab) 'Di kontrakan satu pintu'. Berapa luasnya, 15 meter persegi, 3x5 meter. Sampai saya tanya, berapa sewanya per tahun. Dia bilang per bulan Rp 800 ribu, listrik bayar sendiri," tuturnya.

Djarot memuji sopir taksi itu karena keuletannya bekerja. Ia menyebut apa yang dilakukan sopir taksi tersebut adalah bentuk perjuangan menafkahi keluarga. (nth/ams)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads