"Korban meninggal itu menurun, berkurang 519 orang korban meninggal. Berarti kan secara kasar kami semua ini mampu menyelamatkan 519 orang tidak meninggal," kata Royke di Kantor Staf Presiden, gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2017).
Royke mengatakan berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah kecelakaan lalu lintas selama musim mudik. Salah satunya membuat perlombaan di setiap polda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tiga langkah, pertama sosialisasi keselamatan terus didengungkan, yang kedua menjaga daerah rawan, kan setiap daerah itu bisa dihitung daerah black spot (daerah rawan) itu berapa sih. Ditongkrongin, bendera berkibar-kibar, kalau harus pasang marka, pasang," tambahnya.
Polisi juga langsung menindak tegas para pelanggar lalu lintas yang membahayakan keselamatan jiwa. "Itu banyak yang kita tindak, merawan arus, kecepatan tinggi, nyalip di tikungan, melanggar marka utuh, penumpang berlebihan, makanya angkanya turun," sebutnya.
Selain itu, Royke menilai pemudik tahun ini lebih kooperatif dan tertib berlalu lintas. Pemudik sepeda motor yang tidak tertib berkurang.
"Saya tidak lihat ada pemotor yang pemain sirkus, lebih tertib. Depan bawa anak, belakang cucu tetangga dibawa. Pasang bangku depan, belakang, samping seperti sirkus, itu saya lihat jarang sekali di Pantura," tuturnya dengan tawa.
Royke memandang angka kecelakaan harus ditekan setiap tahunnya. "Karena angka ini menurut angka statistik kalau dibiarkan dia naik. Karena jumlah penduduk nambah, sepeda motor mobil nambah. Kalau dibiarin, masyarakat cuek, laka itu normalnya naik, minimal naik 10 persen. Jadi kalau kita tahan dia menjadi tidak naik dan turun, itu bagus," paparnya.
Menurut Royke, ke depan pemerintah harus membatasi ruang gerak pemotor. "Di jalan, kecelakaan penyumbang tertinggi, polusi tinggi, sepeda motor perlu dibatasi ruang geraknya," pungkasnya. (nvl/nkn)











































