Ini Alasan Jenderal Polisi Silaturahmi ke Rumah Penabrak Mobilnya

Ini Alasan Jenderal Polisi Silaturahmi ke Rumah Penabrak Mobilnya

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 06 Jul 2017 18:45 WIB
Foto: Irjen Umar Septono di rumah Suyatim/Istimewa
Jakarta - Irjen Umar Septono tidak memarahi warga yang menabrak mobil dinasnya. Kakor Sabhara Baharkam Polri ini malah mendatangi dan bersilaturahmi dengan penabraknya itu, lalu mminta maaf.

Awalnya, Umar enggan menceritakan kejadiannya kepada detikcom. Namun, akhirnya Umar bersedia dan menjelaskan alasannya kenapa justru menemui orang yang menabraknya.

"Jadi gini, saya kan muslim. Tidak ada satu pun daun jatuh tanpa kehendak Allah, tidak ada suatu peristiwa tanpa kehendak Allah. Dan pasti ada hikmahnya," ujar Umar saat berbincang dengan detikcom, Kamis (6/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden tabrak belakang yang dialaminya pada Rabu (21/6) lalu di Tol Cipali, dianggapnya sebagai musibah. Ia pun berpikir, penabrak mobilnya itu juga tidak menghendaki adanya musibah itu.

"Faktanya mobil saya ditabrak itu pahit. Tapi karena ini ketetapan Allah, saya tidak akan marah, maka dengan rendah hari saya mendatangi yang bersangkutan," ujarnya.

Pada saat kejadian penabrakan, Umar saat itu tidak turun dan menemui Suyatim, pemilik mobil yang menabraknya, karena sedang tergesa-gesa untuk melaksanakan tugas mengecek kondisi arus mudik ke Jawa. Dia saat itu hanya meminta kepada ajudannya untuk mengecek kondisi Suyatim dan berpesan agar tidak memarahi sopirnya yang belakangan diketahui bernama Manijan.

Setelah kejadian itu, Umar selalu teringat insiden itu. Ia kemudian meminta ajudannya untuk mengecek alamat pemilik kendaraan ke Samsat.

"Saya yakin dia dalam kondisi ketakutan. Karena yang ditabrak itu mobil polisi dan lebih ketakutan lagi dia difoto mobilnya, kan dicek itu di Samsat. Sepanjang hari saya ingat, kemudian saya minta ajudan cepat dicari alamatnya," ujarnya.

Umar lalu memutuskan untuk menemui Suyatim di kediamannya di Bojong Gede, Depok, pada Selasa (4/7) lalu. Setibanya di rumah Suyatim, dia tidak mendapati Suyatim di rumahnya karena sedang mengajar di Universitas Indonesia. Suyatim adalah dosen tetap di Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (STMKG).

Setelah agak lama menunggu, Suyatim pun tiba. Umar kemudian memperkenalkan diri dan menceritakan maksud kedatangannya. Umar juga meminta Suyatim untuk mempertemukannya dengan Manijan, sopirnya, yang kebetulan masih tinggal bertetanggaan dengan Suyatim.

Umar, Suyatim dan Manijan pun bercengkerama. Umar juga menyampaikan permintaan maafnya kepada Suyatim dan Manijan atas insiden itu.

"Saya meminta maaf kepada mereka, saya datang hanya untuk bersilaturahmi saja sekaligus ingin mengecek kondisinya, apakah ada yang terluka atau tidak. Karena saya punya pengalaman tabrakan, saat kejadian dia bilang enggak apa-apa, eh besoknya ternyata meninggal," lanjutnya.

Meski dirinya seorang polisi berpangkat jenderal, namun Umar tidak merasa berat hati untuk meminta maaf. "Semua ini kan amanat Allah. Tuhan saja maha pengampun, masa kita sesama manusia tidak saling memaafkan. Letakan dunia di tangan jangan di hati, pangkat, kedudukan dan materi itu hanya fana. Maka kalau misalnya pangkat diambil itu kita tidak perlu sakit hati," tuturnya. (mei/fjp)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads