"Kominfo itu berikan karpet merah kepada 3 institusi, Polri, BIN dan BNPT kalau ada mereka mengenali, ada konten yang kaitannya dengan terorisme dan radikalisme itu prosesnya khusus," Menkominfo Rudiantara di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2017).
Baca juga: Polri Identifikasi Video Radikal yang Beredar di Medsos
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak lagi ke menteri dan berjenjang-jenjang jadi hubungannya dengan eselon 2 jadi langsung eksekusi," sambungnya.
Menurutnya, Kominfo tetap melakukan sosialisasi ke masyarakat dan melakukan filter terhadap situs-situs yang dianggap berbahaya.
"Ada yang berangkatnya dari konsep intelijen, dan teman-teman dari 3 lembaga itu yang lebih tahu ya," ujar Rudiantara.
Khusus untuk media sosial, Kominfo meminta sejumlah perusahaan media sosial untuk memperbaiki dan memantau konten yang dimuat oleh masyarakat.
"Tapi kalau media sosial kita harus minta ke sana dulu. Itu pun sudah kami sampaikan, ke Facebook bahwa kami minta service level diperbaiki. Karena kalau tidak diperbaiki berisiko bagi kita semua," terangnya.
Polri sebelumnya menyebut tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tengah mengidentifikasi orang-orang yang wajahnya tampak dalam video berkonten radikal yang tersebar di media sosial (medsos). Video yang dimaksud tidaklah spesifik, tapi mencakup keseluruhan video yang berkonten radikal.
Sementara, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan ada fenomena baru dalam dunia terorisme Tanah Air, yaitu leaderless jihad. Karakter pelaku leaderless jihad adalah belajar tentang terorisme atas inisiatif sendiri karena tidak terlibat jaringan.
(fiq/fdn)