Keluarga dan sejumlah pelayat yang menyambut kedatangan jenazah tak kuasa menahan tangisan. Tangisan sang istri, Khusnul, semakin menjadi saat jenazah dibawa masuk ke dalam rumah duka.
Setelah 15 menit disemayamkan di rumah duka, jenazah dibawa ke pemakaman desa setempat. Proses pemakaman dilakukan secara militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tohir, korban selama ini memiliki prestasi yang terbilang apik. Terakhir, korban diperbantukan menjadi pilot Basarnas, dipercaya mengawaki helikopter Dauphin yang dalam pengoperasiannya membutuhkan keterampilan khusus.
Selama sepuluh tahun berkarier di TNI Angkatan Laut, korban sempat diproyeksikan untuk mengawaki Heli Panther Anti Kapal Selam dan sudah menjajal simulator di Singapore. "Namun sayangnya sebelum terlaksana, korban sudah dipanggil Yang Maha Kuasa," pungkasnya.
![]() |
Kepala Desa setempat, Sujatmo Rama, mengakui pada perayaan hari raya Idul Fitri sempat menjumpai korban berlebaran bersama keluarganya.
"Kemarin dari pagi dia pulang kampung di rumah orang tuanya di sini untuk bersilaturahmi bersama istri dan ketiga anaknya, baru malam harinya pulang ke Blora, hanya sehari," ujarnya.
Kapten Haryanto diketahui merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut 2007 dan alumni SMA Negeri 1 Purwodadi tahun 2003. Saat ini ia bertugas di Skuadron 400 Puspenerbal Djuanda Surabaya.
Istri korban, Khusnul, yang merupakan salah satu pegawai rumah sakit di Blora masih shock. Ia bersama tiga anaknya berada di rumah orang tua korban. (mbr/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini