Kepala Pusat PVMBG, Kasbani mengatakan, pasca letusan freatik Kawah Sileri, masyarakat dilarang berada di radius 100 meter. Imbauan ini berlaku hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya akan melakukan pengamatan intens terhadap salah satu kawah paling aktif di Dataran Tinggi Dieng tersebut.
"Kita memantau secara terus menerus baik itu dari pos pengamatan gunung api di sana, termasuk terjun ke lokasi itu melalui ukuran gas, dan pengamatan visual di sana," tuturnya.
Menurut Kasbani, sudah terjadi 3 kali letusan kecil di Kawah Sileri sepanjang tahun 2017. Pihaknya sudah mengimbau pengelola wisata di sekitar Kawah Sileri untuk berhati-hati.
"Tahun ini (letusan) yang tidak terlalu besar sudah 3 kali terjadi. Karena kalau Dieng yang kita khawatirkan bahaya gas beracun, tapi sejauh ini belum ada gejolak yang signifikan," ujar dia.
"Letusan di Kawah Sileri ini terjadi secara tiba-tiba, sulit diprediksi juga. Sejak April lalu kami sudah imbau pengelola wisata di sana untuk memasang rambu-rambu," katanya.
Letusan freaktif di Kawah Sileri pada Minggu (2/7) mengakibatkan 12 orang mengalami luka ringan. Kawasan radius 100 meter dari bibir Kawah Sileri ditutup sementara waktu karena berpotensi terancam bahaya gas CO2 dan H2S.
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini