Bajaj bagi orang Jakarta berarti kendaraan umum roda tiga, ukurannya tak terlalu besar, namun lajunya juga tak terlalu kencang. Kendaraan beratap dan tanpa pendingin udara ini terkesan lebih sederhana ketimbang taksi atau mobil ojek online. Daya jelajah bajaj juga tak bisa terlalu jauh.
Bajaj mengambil nama merek sebuah merek dari India, PT Bajaj Auto, sebagai produsen dari kendaraan itu. Bajaj sebagai transportasi umum yang dimaksud kebanyakan warga Jakarta bukan merujuk pada produk PT Bajaj Auto yang lain, kecuali hanya kendaraan roda tiga itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu ada keresahan soal transportasi becak, termasuk becak dianggap tidak mencerminkan kemanusiaan. Maka harus dicari penggantinya. Muncullah bajaj waktu itu," kata JJ Rizal.
Dikutip dari portal resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bajaj mulai diimpor dan masuk ke Jakarta pada tahun 1975. Bila dilihat tahunnya, berarti saat itu Gubernur Jakarta dijabat oleh Ali Sadikin. Selanjutnya, bajaj menjelma menjadi bagian dari identitas Jakarta.
"Dengan cepat, bajaj menjadi ikon kota. Bahkan festival-festival, ejekan, hingga tayangan MTV juga pakai metafor bajaj," tutur JJ Rizal.
![]() |
Pada perkembangan selanjutnya, becak-becak yang disita pemerintah kerap dibenamkan di perairan Teluk Jakarta untuk dijadikan rumpon ikan. Bajaj menjadi pengganti becak. Sebenarnya dulu ada pula Toyoko, ini juga sama dengan bajaj yang tergolong sebagai 'auto rickshaw' berroda tiga. Namun Toyoko asli Jepang itu punah, sementara bajaj dari India terus melaju.
Kini bajaj berkapasitas silinder 160 cc ini tak lagi seratus persen barang impor, meski tentu ini merek Hindustan. Sebagian onderdilnya sudah diproduksi di Tegal, Jawa Tengah.
Bajaj warna oranye berbahan bakar bensin punya usia lebih tua, bajaj warna biru lebih muda. Namun bajaj biru lebih ramah lingkungan. Asapnya tak terlalu tebal, suara mesinnya juga lebih 'sopan', maklum, yang biru ini menggunakan bahan bakar compressed natural gas (CNG). Bajaj biru diproduksi pula oleh TVS Motor, perusahaan dari India juga.
![]() |
JJ Rizal menilai bajaj adalah ikon Jakarta yang menyejarah. Bajaj yang tak terlalu kencang itu masih melaju di tengah kota yang makin macet, namun itu bukan alasan untuk menghentikan laju ikon kota ini.
"Durhaka bila melarang bajaj, sama dengan tidak mengenal ikon historis Jakarta. Kecenderungan kota ini semakin elitis dan angkuh. Gubernur harusnya marah bila bajaj dilarang," kata JJ Rizal.
![]() |
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini