Cerita Jurnalis yang Seharusnya Ikut Helikopter Basarnas

Cerita Jurnalis yang Seharusnya Ikut Helikopter Basarnas

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Senin, 03 Jul 2017 13:16 WIB
Foto Yusuf dan M Afandi. Affandi merupakan anggota Basarnas korban heli jatuh di Temanggung (Foto: Instagram)
Semarang - Yusuf Hanggara (26), jurnalis Net. lemas dan menangis mengetahui helikopter Basarnas mengalami kecelakaan di Temanggung. Selain karena kehilangan rekan Basarnas, ia juga shock karena seharusnya berada di helikopter tersebut.

Yusuf menceritakan, awalnya dia diajak oleh Basarnas untuk melakukan pantauan udara arus balik menggunakan helikopter itu hari Minggu (2/7/2017) kemarin. Rombongan kemudian lepas landas sekitar pukul 09.45 WIB. Ada 3 wartawan yang ikut pantauan tersebut.

"Jam 09.45 kita berangkat dari Lanumad Ahmad Yani Semarang untuk pantauan," kata Yusuf kepada detikcom, Senin (3/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai pantauan, helikopter mendarat di exit tol darurat Gringsing. Dua wartawan memutuskan turun dan pulang menggunakan jalur darat, sedangkan Yusuf masih bersama rombongan Basarnas.

"Teman-teman pulang dulu. Aku nunggu sampai jam 14.00 kemudian ada info Dieng (letusan kawah)," tandasnya.

Saat itu tim Basarnas langsung berencana melakukan pemantauan untuk mengetahui kondisi di Dieng serta memberikan bantuan jika diizinkan. Yusuf kembali masuk ke helikopter.

"Ternyata helikopter kembali ke Lanumad Ahmad Yani, saya tidak tahu kalau harus isi bahan bakar, saya kira langsung ke Dieng. Di helikopter saya sambi ngedit berita," ujar Yusuf.

Ketika helikopter mengisi bahan bakar, Yusuf mencari tempat di Lanumad Ahmad Yani untuk mengerjakan tugasnya mengirim berita. Yusuf sempat mengatakan kepada pilot jika ia terlalu lama, ditinggal saja.

"Saya bilang mau edit berita dulu karena kalau sudah jam 16.00 beritanya hangus," ujarnya.

Ia buru-buru mengerjakan tugasnya hingga selesai dan memberesi perlengkapan. Ketika Yusuf hendak menuju helikopter, ternyata mesin sudah dinyalakan dan ia tidak masuk data manifest untuk ke Dieng.

"Saya sudah beres-beres mau ikut gabung ternyata helikopter sudah menyala. Saya cuma ambil gambar saja keberangkatan," kata Yusuf.

Ia kemudian pulang ke rumah kosnya untuk beristirahat dan kembali menggarap berita. Pukul 17.30 WIB, info helikopter Basarnas jatuh membuatnya terkejut. Pukul 18.30 WIB ia kembali mendapat informasi helikopter berangkat dari Semarang pukul 16.00 WIB.

"Saya lemas, saya nangis di kos. Bos saya sampai datang," ujarnya.

Korban dalam peristiwa tersebut ada 8 orang yang terdiri dari :

Kru:
1. Kapten Laut (P) Haryanto
2. Kapten Laut (P) Li Solihin
3. Serka Mpu Hari Marsono
4. Peltu LPU Budi Santoso

Tim Basarnas:
1. Maulana Affandi
2. Nyoto Purwanto
3. Budi Resti
4. Catur

Yusuf mengatakan tiga anggota Basarnas yang menjadi korban yaitu Affandi, Nyoto, dan Budi awalnya tidak mengikuti pantauan udara untuk arus balik. Mereka bergabung menggunakan helikopter di Gringsing untuk memantau Dieng.

Kenangan terakhir bersama para korban membuat Yusuf syok dan bersedih. Anggota Basarnas memang cukup dekat dengan awak media dan sering menawari untuk ikut pantauan. Bahkan Yusuf juga sempat memposting instagram story foto dirinya dan Affandi di dalam helikopter.

"Shock sekali, saya sangat berduka. Baru bercanda-bercanda, sorenya dapat informasi itu," kata Yusuf. (alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads