Sore itu, Minggu (2/7/2017) sekitar pukul 16.00 WIB, Faizin (30), warga Dusun Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, bersantai di depan rumah. Suasana sepi. Desa berkabut seperti halnya cuaca di pegunungan.
Dari arah timur laut (Semarang dan Kendal), terdengar suara helikopter. Karena kondisi cukup gelap, heli yang bergerak ke arah barat (Wonosobo) itu nyaris tak tampak. Faizin, yang menghadap utara, kaget setelah mendengar ledakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara ledakan terdengar dari Desa Canggal, yang berjarak 3-4 kilometer dari lokasi jatuhnya heli. Warga geger, kemudian melapor ke kepala desa dan Bhabinsa. Informasi menyebar cepat: helikopter Basarnas jatuh menabrak tebing.
Hingga saat ini, serpihan heli jenis Dauphin tersebut belum sepenuhnya bisa dievakuasi. Hanya beberapa serpihan yang dibawa ke posko Basarnas di Desa Canggal, Kecamatan Canditoro. Medan yang curam menjadi salah satu penghambat evakuasi.
![]() |
Delapan orang yang terdiri dari 4 kru dan 4 penumpang tewas dalam kejadian tersebut. Jenazah sudah dievakuasi dan diidentifikasi di RS Bhayangkara, Semarang. Siang ini rencananya jenazah diserahterimakan di Lanumad Ahmad Yani, lalu dibawa ke rumah duka. (try/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini