Malang - Salat dengan menggunakan lafal Bahasa Indonesia! Itulah yang terjadi di Pondok Pesantren I'tikaf Ngadi Lelaku, Malang Jawa Timur. Jika anda mampir di Ponpes I'tikaf pimpinan Ustadz KH Muhammad Yusman Roy yang terletak di desa Sumber Waras Timur, Lawang, Malang, sekitar 12 Km dari pusat kota Malang, jangan kaget jika menemukan seorang imam membaca lafal salat dengan menggunakan 2 bahasa, yakni Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.Jangan kaget juga jika para makmum atau para santri juga melafalkan hal yang sama dalam 2 bahasa. Dan begitulah yang terjadi sehari-hari di pondok pesantren tersebut. Salat wajib lima waktu maupun semua salat sunnah bacaan-bacaannya berbahasa Arab diikuti bahasa Indonesia. "Yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia hanya sewaktu adzan saja," tutur Ustadz KH Muhammad Yusman Roy pimpinan Ponpes I'tikaf Ngadi Lelaku, Malang, Jawa Timur kepada sejumlah wartawan yang menemui di kediamannya, Sumber Waras Timur, Lawang, Malang, Jawa Timur, Selasa (3/5/2005).Salat yang dilakukan Muhammad Yusman Roy dan para santrinya ini memang tidak lazim. Sejak mulai bacaan niat sudah menggunakan Bahasa Indonesia. Kemudian mulai takbir membaca takbir diikuti dengan terjemahannya. "Allohu Akbar, Alloh Maha Besar...".Demikian juga ketika memulai membaca bacaan lainnya, seorang imam salat dengan keras membaca bacaan berbahasa Arab diikuti dengan artinya dalam bahasa Indonesia. "Bismillahirrohmanirrohim... Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih dan Penyayang..." dan seterusnya.Muhammad Yusman menjelaskan bahwa salat yang diajarkan ini meski berbeda dalam lafal, yakni ada penambahan menggunakan bahasa Indonesia, namun syarat dan rukunnya tetap sama. "Urut-urutan salah wajib dan salat sunnah juga sama. Tidak ada yang beda. Perbedaan hanya dalam lafal, yakni bahasa Arab diikuti Bahasa Indonesia," katanya.Ajaran salat dengan menggunakan dua bahasa ini ini ternyata sudah berlangsung sejak tahun 2002 lalu. Sekurang-kurangnya sudah ada 300 santri yang mengikuti ajarannya dan telah tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur.Ustadz Muhammad mengaku bahwa ajaran yang disampaikan kepada para santri ini hasil kreatifitasnya sendiri. "Kenapa harus diajarkan dengan Bahasa Indonesia, agar seluruh umat mengerti. Karena selama ini banyak umat Islam yang melakukan salat dengan menggunakan Bahasa Arab, tetapi tidak mengerti apa arti bacaan-bacaan yang dilafalkan," ujarnya.
(jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini