Tak Hanya Polda Sumut, Alumnus Suriah Ini Juga Incar 4 Tempat Lain

Tak Hanya Polda Sumut, Alumnus Suriah Ini Juga Incar 4 Tempat Lain

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Jumat, 30 Jun 2017 15:03 WIB
Polri menggelar jumpa pers terkait dengan teror di Polda Sumut. (Noval/detikcom)
Jakarta - Kelompok teror menyerang pos jaga Polda Sumatera Utara (Sumut) dan menyebabkan seorang polisi tewas. Ternyata, pelaku juga mengincar Markas Satuan Brimob Polda Sumut.

"Dalam melakukan surveinya tidak hanya ke Polda Sumatera Utara, mereka juga melakukan survei di tempat-tempat lain, seperti Markas Komando Sat Brimob Polda Sumut," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2017).

Selain itu, pelaku teror menyurvei Kodam Bukit Barisan, Polsek Tanjung Rawa, dan Markas Yon Zipur. Tempat-tempat tersebut disurvei untuk dijadikan target pada waktu yang tepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khusus untuk penjagaan Polda Sumatera Utara, mereka telah lakukan survei satu minggu dan mereka mendapatkan kelemahan di pintu tengah. Jadi ada penjagaan di kanan kiri, pintu tengah jaraknya agak jauh, sehingga mereka lompat dari pagar tengah, di situlah mereka masuk, kemudian mendapati Aiptu Sigalingging sedang istirahat dan gugur terbunuh di situ," ucapnya.

Polri menggelar jumpa pers terkait teror di Polda Sumut.Polri menggelar jumpa pers terkait dengan teror di Polda Sumut. (Noval/detikcom)


Ada beberapa barang bukti yang ditunjukkan Polri dalam konferensi pers tersebut. Barang bukti itu berupa 2 bilah pisau, tumpukan buku bersampul tulisan 'ISIS', sandal jepit, hingga KTP atas nama Saifuddin Lingga.

Pelaku dengan inisial SP merupakan mantan teroris yang pernah melakukan pendalaman terorisme di Suriah selama 6 bulan. Sepulang dari Suriah, SP kemudian merekrut tetangganya untuk menjadi tim survei.

"Jadi alumni Suriah 2013 selama 6 bulan, dan setelah dari sana pulang. Yang bersangkutan merekrut tetangganya pedagang kecil, di lingkungan tempat jualannya, maka direkrutlah atas nama AR, kemudian FP, kemudian HP."

"Mereka ini direkrut untuk menjadi kaki tangannya. Dari 2 orang tersebut, satu tewas satu terluka kakinya dikembangkan, kemudian ditangkaplah inisial FP kemudian HP. Mereka semua yang tertangkap ini berperan sebagai tim survei," tuturnya. (nvl/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads