"MUI melalui pesan Idul Fitri 1438 H mengimbau para khatib salat Idul Fitri senantiasa menyampaikan pesan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menebarkan salam perdamaian, baik kepada masyarakat yang di dalam negeri maupun dunia internasional," ujar Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid dalam pesan kepada detikcom, Selasa (27/6/2017).
Zainut menjelaskan seharusnya para khatib dalam ceramahnya menyampaikan pesan-pesan untuk mencegah hal yang merusak akhlak dan moral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khatib juga mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya narkoba, minuman keras, dan segala bentuk perbuatan mungkar lainnya yang dapat merusak akhlak dan moral anak bangsa. Seharusnya pesan tersebut dijadikan panduan oleh setiap khatib dalam menyampaikan khotbah Idul Fitri," jelasnya.
Melihat sejumlah permasalahan yang tengah terjadi saat ini, Zainut mengatakan seharusnya semua pihak dapat menciptakan suasana kondusif.
Baca Juga: Khotbah Singgung Kasus Ahok, Kemenag: Khatib Jangan Bahas Politik
"MUI menyadari bahwa sekarang ini bangsa Indonesia sedang mengalami ancaman perpecahan akibat berbagai peristiwa baik politik, hukum, maupun ancaman keamanan. Hal ini membutuhkan kearifan semua pihak untuk mendinginkan suasana agar tidak menambah kegaduhan dalam kehidupan bermasyarakat," tutur Zainut.
Isi khotbah salat Idul Fitri di alun-alun Gunungkidul, DI Yogyakarta, menjadi perbincangan. Khatib Ichsan Nuriansah Bajuri sempat menyinggung kasus penistaan agama yang menjerat Ahok. Dari penuturan warga, awalnya banyak jemaah yang terus mendengarkan khotbah. Tapi, sekitar 10 menit kemudian, banyak yang meninggalkan lapangan. (nkn/idh)











































