"Ini tahun kelima saya nggak mudik pas Lebaran karena ditugaskan menjaga pintu pelintasan kereta api," ujar petugas jaga lintasan Hartono kepada detikcom di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (26/6/2017).
Pria asli Kebumen, Jawa Tengah, ini tidak sendiri. Ia ditemani Agus, yang berjaga di jalur pelintasan langsung 11-C Priok, Jakarta Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Hartono, Agus, yang asli Jakarta, pun merasa sedih tak bisa berlebaran bersama keluarga. Meski begitu, dia merasa tanggung jawab yang diberikan kepadanya harus tetap dikerjakan.
"Sedih pasti, tapi alhamdulillah keluarga sudah mengerti. Kadang pas shift jaga selesai kita sebelum salat Id sempetin dulu sungkeman atau ya pas malamnya pulang," sambung Agus.
Meski jauh dari keluarga dan harus bertugas menjaga pintu pelintasan kereta api, keduanya tetap bersemangat di Lebaran ini. Dengan memasang pernak-pernik Lebaran atau sekadar menghubungi rekan seprofesi melalui radio menjadi cara perekat tali silaturahmi.
"Iya, ini ketupat-ketupat kosong sengaja dipasang buat meriahin Lebaran juga," kata Hartono.
"Kadang, kita kontak radio sama teman yang di pos jaga lain, sekadar ucapin minal aidin walfaidzin," timpal Agus.
Keduanya mengakui, bekerja sebagai penjaga pintu pelintasan kereta bukan hal mudah. Mereka juga mengimbau kepada warga Jakarta yang tidak mudik untuk mematuhi rambu-rambu kereta api.
"Pesannya, tolong ketika bel sudah berbunyi, berhenti dulu, barang 5-10 menit, sampai kereta melintas. Tidak usah menerobos. Kasihan keluarga menanti di rumah," ucap kompak Hartono dan Agus. (adf/nkn)











































